Petualangan Pesepeda Tuna Rungu Jelajah Indonesia Asal Bandung
BERSEPEDA bukan hal asing memang. Tapi keliling Indonesia dengan bersepeda tentu masih jarang yang melakukan, apalagi bagi penyandang cacat tuna rungu (bisu).
Rahma Anggraeni Chibro (29) dan Yunara (34) membuktikan bahwa menyandang cacat tuna rungu bukan halangan menikmati panorama Nusantara dengan bersepeda. Walau belum seluruh provinsi yang didatanginya, setidaknya sebagian dari harapannya untuk berkeliling Indonesia itu sudah diwujudkan.
Pasangan suami istri yang telah dianugerahi seorang putri ini memulai keberangkatannya dari DKI Jakarta, 11 Agustus lalu. Dari Jakarta, keduanya menuju Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Mataram, dan Kupang.
Dari Kupang, menggunakan pesawat terbang, mantan atlet nasional kejuaraan khusus penyandang cacat itu tiba di Makassar melalui Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, 18 Oktober lalu. Kedatangannya dijemput belasan pesepeda yang tergabung dalam Bike to Work (B2W) Makassar.
Walau menyandang cacat tuna rungu, bukan berarti kedua pasangan ini tak biasa diajak komunikasi. Sang istri, Rahmah, cukup mahir berkomunikasi melalui bahasa isyarat maupun melalui tulisan.
"Saya senang dengan Makassar. Ternyata banyak juga orang yang suka bersepeda di kota ini," tulis Rahma saat ditanya kesannya terhadap kota Anging Mammiri ini ketika berkunjung di kantor Tribun, Senin (26/10) sore.
Selama di kota ini, keduanya menginap di Mes Nala, Jl Ratulangi, Makassar, atas jasa B2W Makassar. Keduanya telah mengunjungi beberapa lokasi yang ikon kota ini, di antaranya Benteng Panynyua (Fort Rotterdam), Anjungan Bahari Pantai Losari, dan beberapa lokasi lainnya.
Pada setiap daerah yang dikunjunginya, mereka tak pernah lupa membawa kamera, pulpen, dan buku diary. Benda-benda inilah yang ia gunakan mendokumentasikan perjalanan dan kesannya terhadap daerah yang dikunjunginya.
Saat berkunjung di kantor Tribun yang ditemania dua anggota B2W Makassar, anggota Pramuka ini memperlihatkan dokumentasi foto-foto keduanya dengan pejabat daerah yang dikunjunginya. Termasuk dokumentasi berita yang mempublikasikan petualangan keduanya.
Sebelum meninggalkan kota ini, pasangan yang belum memiliki pekerjaan tetap ini tak lupa mengutarakan keinginannya untuk bertemu dengan Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo, Wali Kota Makassar Ilham Arief Sirajuddin, dan Kapolda Sulsel Irjen Polisi Adang Rochjana. (jumadi mappanganro)
BERSEPEDA bukan hal asing memang. Tapi keliling Indonesia dengan bersepeda tentu masih jarang yang melakukan, apalagi bagi penyandang cacat tuna rungu (bisu).
Rahma Anggraeni Chibro (29) dan Yunara (34) membuktikan bahwa menyandang cacat tuna rungu bukan halangan menikmati panorama Nusantara dengan bersepeda. Walau belum seluruh provinsi yang didatanginya, setidaknya sebagian dari harapannya untuk berkeliling Indonesia itu sudah diwujudkan.
Pasangan suami istri yang telah dianugerahi seorang putri ini memulai keberangkatannya dari DKI Jakarta, 11 Agustus lalu. Dari Jakarta, keduanya menuju Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Mataram, dan Kupang.
Dari Kupang, menggunakan pesawat terbang, mantan atlet nasional kejuaraan khusus penyandang cacat itu tiba di Makassar melalui Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, 18 Oktober lalu. Kedatangannya dijemput belasan pesepeda yang tergabung dalam Bike to Work (B2W) Makassar.
Walau menyandang cacat tuna rungu, bukan berarti kedua pasangan ini tak biasa diajak komunikasi. Sang istri, Rahmah, cukup mahir berkomunikasi melalui bahasa isyarat maupun melalui tulisan.
"Saya senang dengan Makassar. Ternyata banyak juga orang yang suka bersepeda di kota ini," tulis Rahma saat ditanya kesannya terhadap kota Anging Mammiri ini ketika berkunjung di kantor Tribun, Senin (26/10) sore.
Selama di kota ini, keduanya menginap di Mes Nala, Jl Ratulangi, Makassar, atas jasa B2W Makassar. Keduanya telah mengunjungi beberapa lokasi yang ikon kota ini, di antaranya Benteng Panynyua (Fort Rotterdam), Anjungan Bahari Pantai Losari, dan beberapa lokasi lainnya.
Pada setiap daerah yang dikunjunginya, mereka tak pernah lupa membawa kamera, pulpen, dan buku diary. Benda-benda inilah yang ia gunakan mendokumentasikan perjalanan dan kesannya terhadap daerah yang dikunjunginya.
Saat berkunjung di kantor Tribun yang ditemania dua anggota B2W Makassar, anggota Pramuka ini memperlihatkan dokumentasi foto-foto keduanya dengan pejabat daerah yang dikunjunginya. Termasuk dokumentasi berita yang mempublikasikan petualangan keduanya.
Sebelum meninggalkan kota ini, pasangan yang belum memiliki pekerjaan tetap ini tak lupa mengutarakan keinginannya untuk bertemu dengan Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo, Wali Kota Makassar Ilham Arief Sirajuddin, dan Kapolda Sulsel Irjen Polisi Adang Rochjana. (jumadi mappanganro)
Komentar
Posting Komentar