![]() |
Hasni Hamo |
Madi, dah dengar kabar duka dari teman kita Hasni Hamo? Dia telah meninggal kemarin sore di Makassar.
Inna lillahi wa inna ilahir rajiun. Kabar tersebut saya terima dari Reza Rinelda melalui BlackBerry Messenger (BBM), Senin (21/10/2013) sekitar pukul 10.02 wita. Saya, Hasni, dan Reza kebetulan satu kelas saat masih duduk di bangku SMA Negeri 1 Pomalaa.
Inna lillahi wa inna ilahir rajiun. Kabar tersebut saya terima dari Reza Rinelda melalui BlackBerry Messenger (BBM), Senin (21/10/2013) sekitar pukul 10.02 wita. Saya, Hasni, dan Reza kebetulan satu kelas saat masih duduk di bangku SMA Negeri 1 Pomalaa.
Reza menyampaikan almarhumah meninggal akibat kanker rahim yang dideritanya. Reza mendapat kabar duka itu dari Marni, juga teman kami satu SMA.
Sontak, kabar
itu membuatku terdiam sejenak. Seketika itu memoriku membuka kembali kenangan-kenangan
bersama almarhumah saat SMA. Dia tergolong
siswi yang cerdas. Ia sedikit pendiam dan penyabar. Tapi ia juga murah senyum.
Setamat SMA
pada 1998, saya dan dia pun masih satu kampus. Kami sama-sama lulus di Universitas
Hasanuddin, Makassar. Bahkan sempat pondokan kami berdekatan di Jalan Bung,
Kecamatan Tamalanrea, Makassar. Jarak antarpondokan kami tak sampai 100 meter.
Karena
dekatan, tak jarang saya ke pondokannya. Saya pun tak sungkan meminta makanan
ke dia jika sedang lapar. Kala itu antara tahun 1998-2001. Setelahnya, karena kesibukan
masing-masing, kami pun akhirnya jarang bertemu hingga kami masing-masing menyelesaikan
studi di kampus merah.
Beberapa
tahun tak bersua dan berkomunikasi, akhirnya saya dan dia kembali berjumpa melalui
chatting di Facebook beberapa bulan lalu. Dari komunikasi itu, saya tahu dia sudah punya
anak dua yang masih kecil. Perempuan semuanya. Juga sudah jadi pegawai negeri
sipil (PNS) di Kota Kendari, ibu kota Sulawesi Tenggara. Mendengar kabarnya yang
telah sukses itu, saya sangat senang.
Namun tadi
pagi, kabar tentangnya kembali datang. Tapi kali ini, info yang saya terima
adalah kabar duka tentangnya. Info dari Marni melalui BBM, sebelum meninggal, Hasni sempat lama berobat jalan.
Di perutnya ada benjolan. Katanya benjolan itu ‘ganas’. Ia sempat
dikemoterapi.
Yang membuat
saya kian sedih adalah karena ia sempat dibawa berobat di Makassar, tapi saya tak
sekali pun sempat membesuknya. Ini karena info tentangnya tak pernah saya
terima hingga kabar duka itu datang, pagi tadi.
Saya pun
hanya bisa mengirimkan kabar duka itu ke teman-teman lainnya. Juga hanya bisa menyampaikan
turut berduka kepada keluarga almarhumah melalui Marni yang menyempatkan
melayat almarhumah di rumah orangtuanya sebelum dimakamkan siang tadi.
Ya Allah Ya
Rabb. Ampunilah dosa-dosa sahabat kami, Hasni Hamo. Berikanlah tempat yang
mulia di sisi-Mu. Jagalah anak-anak almarhumah yang masih kecil hingga mereka tumbuh
dewasa dan mandiri serta menjadi anak-anak salehah. Semoga keluarganya pun
diberi ketabahan menerima takdir-Mu yang Allah.
Kini, beristrahatlah dengan tenang, sahabatku. Maafkan saya yang tak sempat membesukmu kala sakit, juga tak melayat dan mengantarmu ke peristirahatan terakhir, Sobat. Tapi yakinlah, kami akan selalu mendoakanmu. Al Fatihah....
Makassar, 21 Oktober 2013
Komentar
Posting Komentar