Pelajaran Bahasa Indonesia Jadi Momok Ujian Nasional


Dari Dialog Selamat Pagi Sulawesi di TVRI (1)
(Sumber: Tribun Timur: Rabu, 17 Juni 2009 | 04:07 WITA)

PELAJARAN bahasa Indonesia kerap dipandang remeh oleh siswa. Mungkin karena dianggap bidang studi ini gampang karena menjadi bahasa sehari-hari. Makanya, setiap pelaksaan ujian nasional (UN), biasanya siswa mengkhawatirkan bidang studi eksakta seperti matematika, fisika, dan kimia.

Tapi rupanya, dalam beberapa kali pelaksaan UN, termasuk pada UN 2009 tingkat SMA, justru pelajaran bahasa Indonesia-lah yang kebanyakan menjadi penyebab ketidaklulusan peserta UN siswa SMA di Sulawesi Selatan.

Hal tersebut terungkap pada dialog Selamat Pagi Sulawesi yang digelar TVRI bekerja sama dengan Tribun Timur dan RRI di halaman depan TVRI, Jl Kakatua, Makassar, Selasa (16/6).

Dialog yang disiarkan langsung TVRI dan RRI itu menghadirkan pembicara Wakil Kepala Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) Sulawesi Selatan yang juga Ketua Panitia UN Provinsi Sulsel M Saleh Gottang MPd, Asisten Redaktur Tribun Timur Jumadi Mappanganro dan dipandu Wahyuddin Abubakar.

"Tingkat kelulusan SMA tahun 2009 ini menurun menjadi sekitar 90 persen. Tahun lalu tingkat kelulusan kita lebih 95 persen. Setelah dievaluasi, salah satu penyebabnya adalah karena nilai UN untuk mata pelajaran bahasa Indonesia masih banyak dibawah standar UN yakni 5,50," ungkap Saleh.

Menurut Saleh, hasil tersebut tak mengagetkannya. Pasalnya, pihaknya pernah menguji beberapa guru bahasa Indonesia. Dari lima yang diuji mengerjakan soal-soal UN untuk bidang studi bahasa Indonesia tingkat SMA, rupanya hanya dua guru yang nilainya di atas standar UN. Lainnya masih gagal.

"Guru bahasa Indonesia itu saja mengerjakan soal yang diujikan ke siswa, masih sedikit yang lulus. Nah saya kira, ini tantangan bagi guru bahasa Indonesia agar bisa terus meningkatkan SDM-nya dan bagaimana tanggungjawabnya menularkan pengetahuannya kepada para siswanya," ujar Saleh. (jumadi mappanganro)

Komentar