Thaswin Pimpin Makassar Shooting and Hunting Club


(Sumber: Tribun Timur edisi Kamis, 25 Juni 2009)

THASWIN Abdullah, pengusaha real estate, terpilih sebagai Ketua Umum Makassar Shooting and Hunting Club (MSHC) Perbakin Kota Makassar periode 2009-2014. Thaswin terpilih melalui musda pertama klub menembak dan berburu tersebut yang digelar di Restoran MM, Jl Irian, Makassar, Minggu (21/6/2009) lalu.

Dengan amanah itu, alumnus Teknik Arsitektur UMI ini bertekad menjadikan MSHC kelak banyak melahirkan atlet menembak berprestasi, baik di tingkat Sulawesi Selatan maupun di tingkat nasional.

Sejak berdiri, beberapa anggota anggota SHC Makassar telah mengikuti sejumlah lomba menembak. Beberapa ada yang juara. Namun belum ada satu pun yang membawa nama harum Sulsel di event nasional.

"Makanya dengan fasilitas dan latihan, harapannya ada dari kami yang bisa mengukir prestasi di tingkat nasional," tutur Thaswin didampingi sekretaris umumnya, Adri Azikin, di Makassar, Rabu (23/6/2009).

Makassar Shooting and Hunting Club adalah satu klub olahraga menembak di bawah Perbakin Kota Makassar. Klub ini terbentuk sejak Oktober 2005 lalu. Organisasi ini juga telah diakui KONI Sulsel. Saat ini memiliki lebih 60-an anggota.

Kolektor
Thaswin mengaku baru dua tahun terakhir eksis menggeluti hobi menembak dan berburu. Awalnya, alumnus Padepokan Lembah Endah Cepare, salah satu klub silat di Bogor, ini adalah kolektor benda- benda pusaka.

Karena hobi menembak, Direktur PT Sungai Saddang Sejahtera itu pun kini memiliki sedikitnya tujuh senapan laras panjang dan beberapa puncuk laras pendek. Senapan koleksinya seluruhnya didatangkan dari luar negeri.

Senjata koleksinya di antaranya Golden Saver 7007, Hunting Master III, Carieer 7007, dan Sumatera. Senjata-senjata ini merupakan impor dari Korea. Sedangkan koleksinya yang lain seperti HW 100 dan Diana Air King merupakan diimpor dari Jerman.

"Kalau koleksi saya yang merupakan impor dari Inggris adalah RAm. Harga senjata-senjata ini bervariasi. Mulai harga Rp 8,5 juta hingga Rp 30 juta per pucuk," tutur pria kelahiran Sidrap, 1971 lalu. (jumadi mappanganro)

Komentar