Aktivis Lingkungan Sulsel Soroti Program Adiwiyata


Makassar, Tribun - Sejumlah aktivis lingkungan di Sulawesi Selatan menyoroti Program Adiwiyata, salah satu program pendidikan lingkungan hidup usia dini yang diluncurkan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH). Pasalnya, hingga saat ini program ini terkesan belum diimplementasikan secara baik di tingkat kabupaten atau kota di Sulawesi Selatan.

"SKPD (satuan kerja perangkat daerah) terkait seperti dinas lingkungan hidup dan dinas pendidikan di tingkat kabupaten atau kota terkesan kurang merespon program," kata Musmahendra, Direktur Lembaga Hijau Lestari Celebes (LHLC) di Makassar, Jumat (3/7).

Buktinya, masih sangat kurang kabupatan atau kota yang mengusulkan profil sekolah, mulai SD hingga SMA atau setaranya, untuk dijadikan model sekolah yang berpersfektif lingkungan ke Bapedalda Provinsi Sulawesi Selatan.

Padahal, menurut Musmahendra, Program Adiwiyata ini dicanangkan KLH sejak 2006 dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup. Semakin banyak sekolah yang peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup maka semakin banyak pula anak didik di kemudian hari.

"Dalam program ini diharapkan setiap warga sekolah ikut terlibat dalam kegiatan sekolah menuju lingkungan yang sehat serta menghindari dampak lingkungan yang negatif. Program ini kan juga sejalan dengan program Gubernur Sulsel yang dikenal Sulsel Go Green," jelasnya.

"Dari 23 kabupaten dan kota di Sulsel, baru di antaranya Kota Palopo, Soppeng, Bone, Pangkep, Barru, Kota Parepare, Maros, dan Makassar yang sudah mengusulkan profil sekolah yang diusulkan menjadi model sekolah berpersfektif lingkungan," ujar Musmahendra yang juga pernah menjadi salah satu tim penilai Program Adiwiyata 2008 lalu. (jum)

Komentar