Tradisi Makan Kari Kambing Malam 27 Ramadan

SALAH satu tradisi komunitas Arab yang ada di Makassar pada bulan puasa yang masih tetap eksis hingga kini adalah berbuka puasa dengan mengonsumsi kari kambing beramai-ramai pada malam 27 Ramadan.

"Biasanya kami memotong empat sampai lima ekor kambing yang besar. Lalu dimasak kari, khas masakan tradisional orang Arab," ujar Imam Masjid As' Said, Sayyid Alwi Bafaqih, saat ditemui di Jl Lombok, Makassar, pekan lalu.

Menurut Alwi, makan kari kambing pada malam 27 Ramadan itu bukan semata diperuntukkan bagi orang-orang keturunan Arab. Melainkan bagi siapa saja yang berbuka puasa di Masjid As' Said pada hari itu.

"Kalau kelezatannya kalah malabar. Orang yang awalnya tidak suka makan kambing, tapi kalau makan kari kambing di sini, bakal mau coba lagi," tutur Ahmad As'ad Balhusen (68), salah seorang keturunan Arab lainnya yang ditemui di Masjid As' Said.

Makanya, biasanya pada malam 27 Ramadan, banyak jamaah berdatangan di masjid yang telah berusia lebih satu abad ini. Para jamaah pun tidak hanya komunitas keturunan Arab, banyak jamaah non Arab pun berdatangan di masjid ini untuk merasakan kari kambing.

Alwi mengaku tak mengetahui persis awal mula tradisi tersebut. Juga ia mengaku bahwa tradisi tersebut tak punya maksud tertentu, kecuali sekadar berbagi kebahagiaan dan rezeki semata bagi mereka yang berpuasa.

(Bagian keempat dari tulisan edisi khusus Lebaran Idulfitri dengan judul Mengenal Komunitas Arab di Makassar, 21 September 2009. (jumadi mappanganro)

Komentar