Latihan Mencintai Buku, Minimal Tamatkan 1 Buku Sepekan


Catatan Dari Talkshow Memberdayakan Taman Baca


MINAT membaca buku bagi masyarakat Indonesia, termasuk warga Kota Makassar, masih sangat rendah. Yang terjadi saat ini adalah makin meningkatnya kecenderungan orang menghabiskan banyak waktu menonton televisi.

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Yayasan Anak Indonesia yang dilansir beberapa waktu lalu. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa rata-rata anak menghabiskan waktu 4-6 jam sehari menonton televisi. Sedangkan waktu membacanya rata-rata di bawah dua jam sehari.

Hal itu disampaikan Aswar Hasan, pakar komunikasi Universitas Hasanuddin sekaligus Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Sulawesi Selatan, saat tampil sebagai pembicara pada Talkshow Memberdayakan Taman Baca yang digelar Kantor Arsip, Perpustakaan, dan Pengolahan Data Kota Makassar, Jl Lamadukelleng, Makassar, Jumat (13/11) sore.

"Padahal, hasil penelitian sejumlah pakar kesehatan menyebutkan bahwa orang yang banyak menghabiskan waktu menonton itu cenderung obesitas. Sedangkan yang banyak membaca, cenderung terhindar obesitas. Karena membaca, otak kita bekerja dan lemak dalam tubuh terbakar," papar Aswar.

Pada talkshow yang dirangkaikan dengan peluncuran buku 13 Langkah Menumbuhkan Kebiasaan Membaca karya Bachtiar Adnan Kusuma itu juga menampilkan Kepala Badan Perpustakaan dan Arsip Sulawesi Selatan Ama Saing dan dosen UIN Alauddin Makassar Dr Mustari Mustafa.

Menurut Aswar, waktu membaca normal idealnya empat hingga delapan jam sehari. Sedangkan menonton televisi, idealnya dua jam sehari. Untuk melatih seseorang bisa mencintai buku, maka seseorang harus bisa menamatkan minimal satu buku dalam sepekan.

"Dengan banyak menghabiskan waktu membaca, cenderung makin cerdas, terasah spritual dan sikap humanis seseorang, dibanding mereka yang lebih suka menonton," paparnya.

Pada talkshow yang dihadiri puluhan peserta itu, Aswar tak ketinggalan menyindir kebiasaan banyak politisi saat ini. Katanya, kalau politisi dulu, seperti Bung Karno, Bung Hatta, dan Syahrir, jika keluar kota, maka mereka sering membawa buku sebagai souvenirnya.

"Kalau politisi kita sekarang, kalau studi banding ke luar Makassar, jarang yang bawa pulang buku," sindirnya. Aswar tak lupa mengutip kalimat yang pernah dilontarkan Presiden ke-3 Amerika Serikat, Thomas Jefferson (1743-1826), "Saya tak bisa hidup tanpa buku." (jumadi mappanganro)


Catatan: Tulisan di atas terbit di Tribun Timur edisi Sabtu, 14 November 2009

Komentar