Laskar Jundullah Disebut, Takbir Berkumandang

PADA hari kedua Kongres IV Umat Islam (KUI) Sulsel yang digelar di Kabupaten Pangkep, Minggu (07/02/10), muncul usulan dari Pemuda Penegak Syariat Islam agar nama mereka dikembalikan ke nama awal, Laskar Jundullah.

Saat ide ini disampaikan, peserta kongres menyambutnya dengan takbir. Nama Laskar Jundullah sempat menjadi sorotan internasional.

Apalagi saat ketuanya saat itu, Agus Dwi Karna, ditangkap aparat keamanan Filipina dengan tuduhan terlibat jaringan teroris internasional. Agus saat ini masih mendekam di sel tahanan Filipina.

Sejak penangkapan Agus itulah, kendati tak ada bukti kuat, Laskar Jundullah pun sempat dicurigai sebagai jaringan teroris oleh sejumlah pihak, terutama sejumlah negara asing.

Karena cap itu maka di Kongres Umat Islam di Bulukumba pada 2005 lalu, Laskar Jundullah berubah nama menjadi Pemuda Penegak Syariat Islam.

Panitia KUI IV, Irfan Yahya, menjelaskan, usulan memakai kembali nama Laskar Jundullah banyak disuarakan kader Pemuda Penegak Syariat Islam. Namun hal tersebut masih dalam kajian mendalam.

Pemuda Penegak Syariat Islam dilantik oleh Amir Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) Ustad Abu Bakar Ba'asyir pada 2006 lalu.

Di awal tahun 2000-an, Laskar Jundullah kerap menghiasi media massa karena sepak terjangnya dalam "menertibkan" sejumlah tempat hiburan yang diduga menjadi tempat maksiat, terutama pada bulan Ramadan.

Di masa awal dibentuk, Laskar Jundullah hadir di sebagian besar kabupaten/kota di Sulsel. Mereka juga memiliki seragam khas dan mendapat pelatihan mental dan fisik.

Bahkan, Laskar Jundullah juga sudah dipersiapkan sebagai polisi syariah bila syariat Islam jadi diterapkan di Sulsel. Bahkan, praktik tersebut sudah sempat diuji coba di Bulukumba semasa kepemimpinan Patabai Pabokori.(jumadi mappanganro)

Sumber: Tribun Timur, Senin, 8 Februari 2010

Komentar