Pro Kontra Kapas Transgenik

Laporan: Jumadi Mappanganro

Tanaman kapas transgenik yang kini telah banyak ditanam oleh petani di daerah Sulawesi Selatan, menjadi sorotan dari banyak kalangan akademisi Unhas serta LSM yang hadir di forum seminar sehari "Tanaman Transgenik Peluang dan Tantangannya" yang diselenggarakan oleh Senat Mahasiswa Fakultas MIPA-Unhas, di gedung Pusat Kegiatan Penelitian-UH, Sabtu (12/5/2001).

Menurut Dr.Inez H.Slamet Loedin, Puslitbang Bioteknologi LIPI, kemungkinan dampak negatif pada lingkungan dan kesehatan yang dapat timbul dari tanaman transgenik ini diantaranya, tanaman transgenik memfasilitasi terjadinya gulma
baru, tanaman menghasilkan produk yang berbahaya bagi serangga non-target, terjadinya perpindahan transgen ke organisme non target, terjadinya perubahan ekologi,
dan penurunan keaneka ragaman hayati, serta yang sangat dikhawatirkan adalah kemungkinan pangan hasil transgenik menjadi racun atau allergen bagi manusia.

"Sehingga kita perlu hati-hati pula dalam menanganinya. Manfaat harus lebih besar dari resiko, sehingga perlu meminimalisasi kemungkinan dampak lingkungan dan kesehatan. Serta perlunya manejemen resiko, agar petani tidak dirugikan nantinya" tuturnya saat tampil sebagai pembicara.

Hal yang sama pula dikemukakan Laode Muh.Syarif ,SH.L.MM, dosen Hukum Lingkungan Internasional pada Fakultas Hukum Unhas yang mencermati dari aspek hukum kapas transgenik. Menurutnya, SK Mentan tentang kapas transgenik jauh dari asas-asas umum pemerintahan yang baik. Karena tidak memenuhi asas transparansi dan akuntabilitas publik.

"Kapas transgenik saat diangkut kok ditulis beras Dolog. Jelas, ini tidak transparan. Inikan pembohongan publik. Maka wajar jika kita curiga," tandasnya.

Namun, menurut Marjuni, ketua asosiasi petani kapas yang telah melakukan penanaman kapas transgenic ini, mengakui sampai saat ini belum ada tanda-tanda yang menunjukkan tanaman ini berbahaya. Bahkan petani kapas merasa sangat gembira karena
pendapatannya justru makin bertambah.

"Kalau memang memiliki dampak negatif yang membahayakan,
maka saya berani katakan perang terhadap tanaman transgenik ini," tegasnya, yang disambut aplaus peserta seminar. Hal ini juga dibenarkan oleh Prof.Dr. Ibrahim Manwan, ketua tim pemantau tanamantransgenik.

"Tanaman transgenik aman-aman saja. Tak berbahaya kok,"tandasnya.

"Karena itu pelajaran yang sangat berharga yang dapat dipetik dari kontroversi dan kompleksitas tanaman transgenik adalah bahwa pertanian perlu dikelola dalam pola industri melalui penerapan teknologi mutakhir," ungkap Rusnaji Pandjung,
dosen jurusan Agronomi Fakultas Pertanian dan Kehutanan Unhas, yang juga tampil sebagai pembicara. Lebih lanjut ia menambahkan, perlunya pemerintah dan institusi publik dilibatkan dalam penelitian dan pengembangan teknologi.

(sumber: ml unhas/catatan kaki/12 Mei 2001)

Komentar