Dampingi Warga Manggala


BEBERAPA pekan terakhir, aktivis Koalisi untuk Pemberdayaan Masyarakat Sipil (KuPAS) Makassar, Hedar Tasakka, disibukkan dengan kegiatan mendampingi komunitas petani di Kampung Nipanipa, Kecamatan Manggala, Makassar.

Pekerjaan anggota komunitas dampingannya umumnya adalah petani sawah. Mereka terdiri tiga kelompok tani yang totalnya berjumlah 90 orang. Luas sawah yang digarap lebih kurang 50 hektar.

"Kami mendampingi mereka untuk belajar menyusun program untuk diusulkan pada musrembang (musyawarah rencana pembangunan," ujar Hedar yang ditemui di Sekretariat Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Sulsel di Kompleks Mayzonet, Makassar, akhir pekan lalu.

Dari proses pendampingan itu, Hedar mengaku prihatin dengan nasib petani dampingannya. Pasalnya, warga di Kampung Nipa-nipa itu nyaris tak pernah tersentuh bantuan dari Pemerintah Kota Makassar.

"Jangankan ada bantuan berupa alat pertanian maupun pupuk, sosialisasi tentang sistem pertanian boleh dibilang tak pernah dirasakan petani di kampung Nipa-nipa. Padahal, mereka juga kan warga Kota Makassar yang masih tetap setia mencari nafkah lewat bertani sawah dan kebun," papar Hedar.

Nasib petani dampingannya pun makin mengkhawatirkan. Pasalnya, sekitar sawah mereka kini berdiri banyak perumahan. Dikhawatirkan bakal makin susah mereka bercocok tanam. (jumadi mappanganro)


Catatan: Tulisan di atas terbit di Tribun Timur halaman 13 edisi Senin, 22 Maret 2010

Komentar