Bersepeda Tiap Hari Minggu

BERSEPEDA setiap hari Minggu pagi adalah olahraga yang kini rutin dilakukan Laura Diah Djalle belakangan ini. Hal ini dilakukannya untuk menjaga kebugaran tubuhnya.

Bersama dengan rekan-rekannya yang tergabung dalam Smansa Cycling Club (SCC), ibu dua anak ini kerap berkeliling kota dengan sepeda.

Sesekali juga mengikuti sepeda lintas alam di kawasan Samata, Kabupaten Gowa. Pernah pula mengikuti tur di Kabupaten Bantaeng. Rata-rata ia bisa menempuh perjalanan dengan sepeda sejauh 15 kilometer.

"Kadang juga saya naik sepeda hingga hampir 30 kilometer. Tergantung lokasinya," tutur Manager Makassar Cottage ini saat dihubungi via telepon selularnya, Senin (29/3/2010).

Dengan rutin bersepeda, Laura merasakan banyak manfaatnya, khususnya bagi kesehatan tubuh. Di antaranya bisa membantu otot besar pada punggung menjadi lebih kuat dan membantu kerja tulang belakang.

"Soalnya kalau kita kurang olahraga fisik, kita bisa cepat sakit punggung. Makanya saya pilih bersepeda. Sebab bersepeda adalah olahraga yang paling sedikit terjadi tekanan pada lutut dan cara yang paling baik untuk menguatkan tulang belakang dan tulang rawan," jelasnya.

Bukan hanya itu, bersepeda juga akan memperbaiki sirkulasi darah dalam tubuh secara keseluruhan. Yang terpenting adalah jantung akan bekerja lebih ekonomis karena performa pemompaan menjadi lebih efisien.

Jadi bersepeda juga sangat baik untuk mengurangi tekanan darah secara keseluruhan dan mengurangi risiko penyakit jantung.

Bersepeda, katanya, juga dapat meningkatkan kualitas sistem kekebalan dengan mengizinkan tubuh untuk melindungi dirinya dari virus dan bakteri. Bersepeda adalah metode olahraga yang paling banyak memiliki manfaat untuk menguatkan sistem kekebalan tubuh.

"Sudah murah, bersepeda juga bisa menghilangkan stres, dan secara fisik membuat kita lebih sehat dan kuat," tambah istri Abdul Malik Pakambanan ini. (jumadi mappanganro)

Kurangi Stres dengan Sering Ketemu Teman
SELAIN bersepeda, untuk menjaga kesehatannya, Laura mengaku berusaha selalu mengurangi bahkan menjauhi stres. Sebab stres diakuinya bisa berefek merusak kesehatan jantung dan menghasilkan tekanan darah tinggi.

Banyak cara yang dilakukan untuk mengurangi stres. Di antaranya ia tak ingin lama-lama memikirkan masalah yang dihadapinya. Ia juga selalu berusaha tidur yang cukup.

"Untuk mengurangi stres, sampai sekarang saya masih sering kumpul-kumpul bersama teman-teman lama," kata mantan penyiar radio ini.

Kalau soal pola makan, Laura mengaku sudah lama jarang makan malam. Pagi hari dengan minum susu atau teh. Siang, makan nasi. Tapi selama ini ia mengurangi makan nasi.

"Selama ini saya tergolong orang yang bisa makan apa saja, kecuali ikan. Sebab sejak kecil saya memang tak suka makan ikan ini. Bukan karena pantangan. Tapi karena tak suka saja. Sebagai pengganti ikan, saya makan tempe dan daging," tuturnya. (jumadi mappanganro)

Data Diri:Nama: Laura Diah Djalle
Lahir: Makassar, 19 November 1968
Anak: Claudia Pertiwi Malik dan Muhammad Emirat Millenium
Suami: Abdul Malik Pakambanan
Orangtua: Abdul Razak (ayah), Radiah Patau (ibu)
Alamat: Jl Telaga Bunga No 2 Perumahan Taman Khayangan, Tanjung Bunga, Makassar
Pekerjaan: Manager Makkassar Cottage

Catatan: Tulisa di atas terbit di Tribun Timur edisi Selasa, 30 Maret 2010

Komentar