Peneliti UNM: Pattimura Pahlawan Asal Wakatobi



KONTROVERSI tentang asal usul Kapitan Pattimura, salah seorang Pahlawan Nasional kita, makin bertambah.

Kepala Pusat Penelitian Budaya dan Seni Etnik Sulawesi Lembaga Penelitian Universitas Negeri Makassar (UNM) Dr A Halilintar Lathief MPd melontarkan hasil penelitiannya yang mengagetkan banyak kalangan.

Pasalnya, ia menyebut bahwa Pattimura sebenarnya adalah seorang Muslim keturunan orang Wanci, Kabupaten Wakatobi (dulu Buton), Provinsi Sulawesi Tenggara.

Halilintar berani menyimpulkan hal itu setelah melakukan penelitian di Wakatobi selama lebih setahun sejak 2008 lalu.

 Awalnya Halilintar tak menyangka jika Pattimura adalah keturunan orang Wanci.

Namun setelah mendengarkan banyak keterangan lisan, jejak budaya, juga didukung dengan beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan sejumlah peneliti lainnya, ia berani menyimpulkan bahwa Pattimura memang asal Wanci.

Menurut Halilintar, nenek moyang orang Wanci itu umumnya pelaut. Sejak lama orang Wanci banyak yang telah bermukim di Maluku dan beberapa pulau di sekitarnya bahkan hingga ke Papua.

"Salah satu keturunannya itu adalah Pattimura," jelas Halilintar saat berdialog dengan sejumlah jurnalis di kantor Tribun Timur, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selata, Senin (5/4/2010) lalu.

Halilintar mengakui bahwa kesimpulan dari hasil penelitiannya itu masih jarang diketahui. Termasuk sebagian orang Wanci sendiri.

Hal itu dikarenakan literatur yang banyak dipelajari di sekolah (versi pemerintah) menyebut Pattimura berasal dari Negeri Haria, Porto, Pulau Saparua, Maluku.

Ia dilahirkan 8 Juni 1783 dan meninggal di Ambon, Maluku, 16 Desember 1817 pada umur 34 tahun.

Masih menurut buku versi pemerintah, Pattimura dikenal pula dengan nama Thomas Matulessy atau Thomas Matulessia. Ia disebut putra Frans Matulessia dengan Fransina Silahoi.

Namun versi lain juga menyebutkan Pattimura sebenarnya bernama Ahmad Lussy bukan Thomas Mattulessy.

Ahmad Lussy atau dalam bahasa Maluku disebut Mat Lussy lahir di Hualoy, Seram Selatan (bukan Saparua seperti yang dikenal dalam sejarah versi pemerintah).

Ia bangsawan dari kerajaan Islam Sahulau yang saat itu diperintah Sultan Abdurrahman.

Raja ini dikenal pula dengan sebutan Sultan Kasimillah. Dalam bahasa Maluku disebut Kasimiliali. (jumadi mappanganro)

Catatan: Tulisan di atas terbit di Tribun Timur edisi Selasa, 6 April 2010. 

Komentar

  1. Wow..ini keren bung. Bisa jadi bahan diskusi para sejarawan kita. Ini juga membuktikan interaksi, migrasi di kalangan penduduk Nusantara sudah sangat tinggi sebelum kaum kolonialis masuk menancapkan kuku kekuasaan di Nusantara.
    Baca juga blog saya:
    http://palutoday.blogspot.com/2010/04/kisah-captiten-david-woodard-tawanan.html

    BalasHapus
    Balasan
    1. Perlu penelitian lebih dalam lagi .......saya sendiri orang wanci ngertinya sih Patimura adalah pahlawan Nasional asal Ambon

      Hapus
  2. jangan bermimpi... jangan memancing di air keruh. liat sejarahmu jangan usik negeri ku. telusuri asal usulmu jangan usik asal usul daerahku yang kamu ga tau.

    BalasHapus
  3. Ngaur aja nih..
    simpang siur sejarah pattimura selama ini.. mulai d manfaatin.'
    kalian hanya tidak tau alasan knpa smpai sejarah pattimura yg asli tidak muncul d permukaan..
    Jangan ngaur..

    BalasHapus

Posting Komentar