Facebooker Dukung Perjuangan Supardin

* Bongkar Kasus "Letjen" di SMA 2 Makassar

Makassar, Tribun - Langkah Supardin yang berani membongkar kasus "lewat jendela (letjen)" pada penerimaan siswa baru (PSB) di SMA Negeri 2 Makassar menunai banyak simpati. "Letjen" adalah istilah bagi siswa yang masuk dengan cara tak sesuai prosedur resmi di sekolah.

Puluhan facebooker terang-terangan menyatakan dukungan langkah Supardin tersebut. Para facebooker itu terdiri beragam profesi. Ada dosen, jurnalis, aktivis lembaga swadaya masyarakat (LSM), birokrat, mahasiswa, pelajar, hingga ibu rumah tangga.

Setiap hari, ada saja para facebooker itu yang menuliskan bentuk apresiasinya terhadap Supardin sekaligus kekecamannya terhadap para pengelola lembaga pendidikan yang diduga terlibat melakukan kejahatan tersebut.

Salah seorang facebooker itu adalah Triyatni Martosenjoyo, dosen pada Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin. Terkait teror terhadap Supardin. ia menulis: Begitu kuatnya kekuatan hitam di Indonesia.

Fcebooker lainnya yakni dosen Universitas Veteran Republik Indonesia (UVRI) Makassar Syaifuddin Al Mughniy. Ia menuliskan bahwa pada kasus yang dilaporkan Supardin itu menunjukkan fenomena pendidikan di Indonesia, pada prakteknya yang muncul adalah budaya meluluskan sehingga ada ketimpangan atas kualitas kelulusan.

Kesenjangan sosial kelihatan sulit terbendungi. Sebab ada dominasi kekuasaan yang cenderung monopolistik termasuk dalam dunia pendidikan. Ia juga menilai, teror terhadap Supardin itu adalah bukti kebobrokan pemerintah mengelola lembaga pendidikan.

"Kalau guru diintimidasi karena mengungkap kebenaran, bagaimana mungkin kita bisa terus berharap anak-anak kita akan belajar nilai-nilai kejujuran dari sekolah yang dikerumuni mafia atau orang-orang oportunis," papar Syaifuddin di Makassar, Rabu (4/8/2010.

Sedangkan Salmy Ch, menulis, teror terhadap Supardin itu adalah bukti kebobrokan pemerintah mengelola lembaga pendidikan. "Kalau guru diintimidasi karena mengungkap kebenaran, bagaimana mungkin kita bisa terus berharap anak-anak kita akan belajar nilai-nilai kejujuran dari sekolah yang dikerumuni mafia/orang-orang oportunis," katanya. (jum)


Dua Tahun, Ada 60 Siswa Diluluskan Secara Ilegal
KEPADA Tribun, beberapa hari lalu, Supardin mengungkap, di SMAN 2 Makassar selama dua tahun berturut-turut telah terjadi penerimaan siswa baru (PSB) secara ilegal. Disebut ilegal karena mestinya ada sejumlah siswa yang tak lulus pada PSB di sekolah ini, namun karena rekayasa nilai, siswa itu akhirnya diterima di SMA 2.

Tentu saja itu dilakukan setelah siswa atau orangtua siswa baru itu membayar jutaan rupiah. Diduga uang itu terima Kepsek SMAN 2 Makassar Abdul Wahab. Selama dua tahun berturut-turut yakni 2009-2010, diduga ada 60 siswa baru yang diterima secara ilegal di sekolah ini.

"Pada PSB 2009 lalu, ada 12 siswa baru yang mestinya tak lulus, tak karena nilainya digelembungkan, akhirnya diluluskan. Sedangkan pada PSB 2010, ada 48 siswa baru yang diterima di SMAN 2 Makassar secara tak sah. Sebab ke-48 siswa itu sebenarnya tak lulus, tapi diluluskan setelah nilainya digelembungkan," papar Supardin beberapa hari lalu saat datang di kantor Tribun, Makakassar. Kepala Sekolah (Kepsek) SMA Negeri 2 Abdul Wahab membantah keterangan Supardin tersebut. (cr6/jum)

Diduga Siswa Ilegal
PSB 2009: Diduga 12 siswa baru masuk secara ilegal
PSB 2010: iduga 48 siswa baru masuk secara ilegal

Catatan: berita di atas diterbitkan di Tribun Timur edisi Kamis, 5 Agustus 2010

Komentar