Orang Toraja Buat Gerakan Satu Bola untuk Toraja


MAKASSAR, TRIBUN - Anggota DPRD Tana Toraja dari PDS Kristian HP Lambe mengaku sangat mendukung gerakan Kampung Bola: Satu Bola untuk Tana Toraja.

Ia berharap, setiap lembang atau kelurahan atau desa di Tana Toraja minimal memiliki masing-masing satu lapangan sepak bola, lapangan bola volli, dan lapangan sepak takraw.

Bila perlu, setiap sekolah, mulai dari SD, SMP, dan SMA yang ada di Toraja, juga memiliki lapangan sepak bola, lapangan sepak takraw, dan lapangan bola volli. Diharapkan juga dilengkapi fasilitas pendukung yang memadai, khususnya ketersediaan bola.

"Selain itu, saatnya diperbanyak kompetisi, baik untuk kompetisi sepak bola, sepak takraw, maupun bola volli . Jika ini terwujud, saya yakin, orang-orang Toraja makin banyak yang menjadi olahragawan profesional," papar Kristian saat berbicara pada Obrolan Kampung Bola di Kafe Pede, Jl Gunung Bawakaraeng, Makassar, Minggu (1/8/2010) siang.

Menurut Kristian, orang Toraja sangat berpotensi menjadi pesepakbola atau pesepakraga (sepak takraw), dan atlet bola volli yang handal dan profesional. Pasalnya, orang Toraja umumnya adalah pemakan daging. Orang di kampung-kampung Toraja, sejak kecil, sering berjalan kaki melintasi kampung perbukitan.

"Jadi secara karakter dan fisik, orang Toraja memiliki potensi yang bagus untuk menjadi olahragawan yang profesional. Yang kurang adalah memang dukungan pembinaan, infrastruktur, dan masih minimnya kompetisi di Toraja," papar Kristian yang juga mantan Dirut Perusda Tana Toraja ini.

Menurutnya, pada era pesepakbola Ramang atau era tahun 70-an, orang Toraja banyak yang menjadi pesepak bola andalan Sulsel. Namun mulai era 80-an hingga sekarang, pesepak bola asal Toraja yang berkiprah di PSM atau mewakili Sulsel sangat minim, bahkan tak ada lagi selama beberapa tahun terakhir.

"Kita berharap, adanya gagasan Kampung Bola: Satu Bola untuk Toraja, yang awalnya dimulai dari jejarig sosial di facebook, menjadi starting point untuk menjadikan Toraja menjadi lumbung penghasil pesepakbola profesional, baik di level Sulsel maupun di level nasional," tambah Kristian yang rela datang dari Jakarta ke Makassar hanya untuk mengikuti diskusi tersebut.

Selain Kristian, ada juga Ketua Kerukunan Keluarga Batualu Makassar Bernadus Bakti Upa dan Stepanus Wilfrid Bo'do, dosen Universitas Tadulako (Palu), yang tampil sebagai pembicara. Obrolan dipandu penulis.

Menurut Stepanus, gerakan Kampung Bola: Satu Bola untuk Toraja di facebook itu awalnya terinspirasi dari demam Piala Dunia 2010 serta perasaan prihatin melihat prestasi Toraja di bidang olahraga, khususnya sepakbola, yang masih sangat tertinggal. Gerakan ini menghimpun para donatur yang mau menyumbangkan uang atau bola guna mendukung gerakan kembali memasyarakatkan bola bagi masyarakat se-Toraja.

Sementara itu, Bernadus berharap, gerakan kampung bola itu bisa terus disosialisasikan dan implementasikan segera. Usai obrolan, para pembicara dan peserta obrolan menandatangani bola yang akan dikirimkan ke Toraja. Kemudian dilakukan foto bersama anggota komunitas Kampung Bola: Satu Bola untuk Toraja. (jumadi mappanganro)

Catatan: Tulisan di atas diterbitkan di Tribun Timur edisi 2 Agustus 2010

Komentar

  1. Bung Jumadi. Terima kasih telah meluaskan aksi ini melalui pemberitaan di Media. Semoga memotivasi lebih banyak lagi orang Toraja dan menginspirasi teman-teman kita dari daerah-daerah lain.

    salam hangat

    step

    BalasHapus

Posting Komentar