Hasrullah Desak Kapolda Ungkap Pembangkaran Rumahnya


Makassar, Tribun - Dosen Komunikasi Universitas Hasanuddin Dr Hasrullah kembali meminta Kapolda Sulsel yang baru, Irjen Polisi Jhony Waenal Usman, mengungkap dan menangkap pelaku serta otak intelektual kasus pembangkaran rumahnya yang terjadi 6 Maret lalu.

Sesuai temuan Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri Cabang Makassar yang ditandatangani AKBP Firdaus, Maret lalu, rumah Hasrullah yang berlokasi di Kompleks Dosen Unhas, Tamalanrea, Makassar, itu diduga disengaja dibakar dengan menggunakan bahan bakar jenis solar.

Salah satu bagian rumahnya yang paling parah terbakar adalah ruang kerja Hasrullah yang berisi ratusan judul buku, hasil peneletian, dan kliping koran yang dikoleksinya sejak lama. Ia pun kadang sangat sedih, jika mau mengajar, sementara bukunya sudah tidak ada lagi. Di toko pun sudah sangat jarang dijual.

"Besok (hari ini), tepat enam bulan rumah saya dibakar. Tapi sampai hari ini (kemarin), pelaku dan otak intelektualnya belum ditangkap. Padahal, teroris yang punya organisasi rapi dan sangat tertutup saja, bisa diungkap polisi. Kok kasus pembakaran rumah saya belum bisa diungkap?" ujar Hasrullah yang ditemui di rumah orangtuanya di Jl Andi Tadde, Makassar, Minggu (5/9/2010).

Karena itu, ia berharap kapolda yang baru dan jajaran tidak sulit mengungkap kasus pembakaran rumahnya. Apalagi sudah ada hasil Puslabfor Polri. "Saya mengenal Pak Jhony yang berlatar dari satuan Brimob, karena itu saya berharap dia bisa berani mengungkap kasus ini," ujarnya.

Ia menambahkan, jika kasus pembakaran rumahnya gagal diungkap polisi, merupakan sinyalemen buruk bagi tegaknya demokrasi, khususnya di Sulawesi Selatan.

Teror
Menurut Hasrullah, pembangkaran rumahnya, kuat dugaan bermotif teror. Hal ini juga diakui mantan Kapolda Sulsel Irjn Polisi Adang Rochjana saat berkunjung ke rumah Hasrullah beberapa hari setelah kejadian.

Selama ini Hasrullah dikenal sebagai akademisi yang kerap mengeritik penguasa, termasuk pemerintah daerah ini. Menurutnya, kritik yang dilakukannya untuk menggairahkan kehidupan demokrasi. Sebab, katanya, sesuai pendapat Robert A Dahl (1985), demokarasi adalah kekuasaan yang memberi kewenangan masyarakat melakukan kontrol sosial terhadap penguasa. (jum)

Catatan: Tulisan di atas dimuat di Tribun Timur edisi 6 September 2010. foto: ihsan mustakim, sumber: www.tribun-timur.com

Komentar