Jangan Larang Warung Makan Buka Saat Ramadan


Catatan dari Dialog Pemuda dan Mahasiswa (2-Habis)

DOSEN Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Dr Nur Taufik Sanusi MA mengatakan tak boleh ada organisasi masyarakat sipil, termasuk yang mengatasnamakan agama, melarang warung makan, restoran, maupun aktivitas bisnis lainnya beroperasi pada Ramadan.

Menurutnya, rumah makan yang buka pada siang hari pada bulan Ramadan adalah godaan sekaligus ujian keimanan bagi mereka yang berpuasa. Bagi yang bisa lulus dari godaan itu, maka puasa mereka justru makin bernilai.

"Kan makin tinggi atau berat ujiannya, maka nilai puasa kita makin tinggi nilainya di mata Tuhan jika kita bisa lulus dari ujian tersebut. Jadi keliru jika kita melarang warung coto maupun rumah makan lainnya buka pada siang hari," ujar pria kelahiran 19 Juni 1978 ini pada Dialog Pemuda dan Mahasiswa yang berlangsung di kantor Tribun Timur, Jl Cenderawasih, Makassar, Senin (22/8/2011) sore.

Dialog yang dihadiri puluhan aktivis mahasiswa dan organisasi kepemudaan ini mengangkat tema Radikalisme Agama dan Ancaman Integrasi Bangsa. Selain Nur Taufik, dialog ini juga menghadirkan Ketua Gerakan Pemuda (GP) Ansor Sulsel Ashar Arsyad, dan Ketua KNPI Sulsel Jamaluddin M Syamsir sebagai pembicara.

Kegiatan ini dilaksanakan Pengurus Koordinator Cabang (PKC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Sulselbar bekerja sama Gerakan Pemuda Ansor Sulsel, Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Sulsel, dan Tribun Timur.

"Apalagi tak sedikit perempuan, anak-anak, musafir, dan umat agama lain yang tak berpuasa yang butuh makan di rumah makan. Jadi jangan dilarang," ujar lulusan pendidikan doktor bidang syariah lulusan UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, ini.

Menurutnya, tindakan-tindakan yang melarang aktivitas warung atau rumah makan pada sidang hari pada bulan Ramadan adalah contoh kecil dari perilaku radikalisme.

"Sebab setahu saya, dalam Kitabullah dan sunnatullah itu juga tak ada larangan bagi umat Islam, apalagi umat lain, untuk berdagang makanan pada siang hari pada bulan Ramadan," jelas putra kelima dari AGH Sanusi Baco Lc, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulsel ini. (jumadi mappanganro)

Catatan: Tulisan di atas terbit di Tribun Timur edisi 24 Agustus 2011.

Komentar