Kisah Kasih Batara Guru dari Luwu


NASKAH La Galigo sudah mendunia. Ia diketahui sebagai naskah terpanjang di dunia yang kini tersimpan di Belanda. Orang tahu bahwa naskah La Galigo tersebut merupakan cerita rakyat dari Sulawesi Selatan (Sulsel).

Tapi mungkin masih belum banyak orang Sulsel yang mengetahui cerita di balik naskah tersebut. Itu karena literatur tentang La Galigo masih sangat minim.

Nah kehadiran buku La Galigo; Turunnya Manusia Pertama yang ditulis Idwar Anwar, setidaknya bisa mengantar pembaca ke sepenggal kisah yang ada dalam manuskrip asli La Galigo.

Kisah dalam buku ini menceritakan awal mula turunnya manusia pertama, Batara Guru atau La Togeg Langiq, di Luwu. Tugasnya di antaranya untuk menyemarakkan bumi dengan keturunannya yang akan menyeru ke langit. Ia kemudian dipertemukan dengan jodohnya, We Nyiliq Timoq.

Dalam buku ini, Idwar yang juga penulis Ensiklopedia Luwu ini mampu menceritakan kisah percintaan Batara Guru itu dalam bahasa filosofi, namun dengan gaya turut yang ringan dan mengalir.

Idwar yang juga alumni Fakultas Sastra Universitas Hasanuddin ini juga mampu bermain di antara dua model pengungkapan: klasik (Luwu kuno) dan populer. Inilah yang membuat cerita dalam buku ini lebih hidup dan berkarakter.

Buku ini bisa menjadi referensi bagi mereka yang ingin lebih mengenal masyarakat Sulsel pada masa lampau, terutama pemahaman tentang makrokosmos dan mikrokosmos. Penasaran? Silakan baca bukunya! (jumadi mappanganro)

Judul: La Galigo; Turunnya Manusia Pertama
Penulis: Idwar Anwar
Penerbit: Arung Pustaka
Tebal: x + 268 halaman
Cetakan: Ketiga 2011

Catatan: Tulisan di atas dimuat di Tribun Timur edisi 21 Juli 2011

Komentar