Makassar, Tribun - Sejumlah warga keturunan Bugis dan Makassar yang berada di Melbourne, Australia, baru-baru ini membentuk komunitas. Namanya Komunitas Anging Mammiri (KAM).
Pembentukan wadah ini berlangsung di Kantor Konsulat Jenderal RI di Melbourne, Australia pada Juli lalu. Diski Naim dipercaya sebagai Ketua KAM periode 2011-2012.
Pemilihan yang berlangsung terbuka dalam suasana kekeluargaan ini juga menunjuk Lily Yulianti Farid sebagai Sekretaris Jenderal KAM periode 2011-2012. Lalu Mutia Adnan sebagai bendahara dan tujuh divisi kerja serta perwakilan di tiga kota di Indonesia.
Melalui rilisnya yang diterima Tribun, Minggu (28/8/2011), Diski mengatakan, selama ini warga keturunan Bugis dan Makassar yang berada di Melbourne dan sekitarnya hanya berkumpul dalam kegiatan yang bersifat informal.
"Dengan hadirnya KAM sebagai wadah resmi, berbagai kegiatan sosial dan kemasyarakatan dapat dirancang dengan lebih baik. Sekaligus bisa meningkatkan partisipasi warga Bugis Makassar di tengah komunitas Indonesia di Australia," jelasnya.
Sebagai contoh, katanya, di Melbourne diadakan Festival Indonesia setiap tahun. Namun nama Bugis Makassar belum bisa dipromosikan secara maksimal karena belum adanya organisasi yang menghimpun potensi indivisu-individu yang memiliki hubungan emosional dan kultural dengan Sulawesi Selatan.
"Dengan terbentuknya KAM, ke depan kita bisa melakukan banyak hal seperti organisasi berbasis etnis lainnya seperti Sumatera Barat atau Jawa Barat yang telah lebih dahulu eksis di Australia dalam mempromosikan dan melestarikan budaya daerah, menggalang bantuan sosial dan juga aktif merancang kegiatan pendidikan dan pengembangan komunitas," papar Diski.
4 Fokus Diski menambahkan, dalam rencana kerja yang disusunnya, ada empat hal yang menjadi fokus kegiatan KAM. Keempat hal itu adalah bidang pariwisata, budaya, pendidikan, dan sosial. Menurut data sementara yang dihimpun, setidaknya terdapat kurang lebih 60-an warga Sulsel dan keturunan Bugis Makassar yang bermukim di Melbourne dan daerah lain di Negara Bagian Victoria.
"Selain yang menetap sebagai penduduk, jumlah warga Sulsel yang melanjutkan studi di Melbourne semakin bertambah dari tahun ke tahun, yang sebagian besar datang sebagai penerima beasiswa dari pemerintah Australia atau Indonesia," jelas Diski melalui siaran pers yang dikirim ke Tribun, kemarin. (jumadi mappanganro)
Pembentukan wadah ini berlangsung di Kantor Konsulat Jenderal RI di Melbourne, Australia pada Juli lalu. Diski Naim dipercaya sebagai Ketua KAM periode 2011-2012.
Pemilihan yang berlangsung terbuka dalam suasana kekeluargaan ini juga menunjuk Lily Yulianti Farid sebagai Sekretaris Jenderal KAM periode 2011-2012. Lalu Mutia Adnan sebagai bendahara dan tujuh divisi kerja serta perwakilan di tiga kota di Indonesia.
Melalui rilisnya yang diterima Tribun, Minggu (28/8/2011), Diski mengatakan, selama ini warga keturunan Bugis dan Makassar yang berada di Melbourne dan sekitarnya hanya berkumpul dalam kegiatan yang bersifat informal.
"Dengan hadirnya KAM sebagai wadah resmi, berbagai kegiatan sosial dan kemasyarakatan dapat dirancang dengan lebih baik. Sekaligus bisa meningkatkan partisipasi warga Bugis Makassar di tengah komunitas Indonesia di Australia," jelasnya.
Sebagai contoh, katanya, di Melbourne diadakan Festival Indonesia setiap tahun. Namun nama Bugis Makassar belum bisa dipromosikan secara maksimal karena belum adanya organisasi yang menghimpun potensi indivisu-individu yang memiliki hubungan emosional dan kultural dengan Sulawesi Selatan.
"Dengan terbentuknya KAM, ke depan kita bisa melakukan banyak hal seperti organisasi berbasis etnis lainnya seperti Sumatera Barat atau Jawa Barat yang telah lebih dahulu eksis di Australia dalam mempromosikan dan melestarikan budaya daerah, menggalang bantuan sosial dan juga aktif merancang kegiatan pendidikan dan pengembangan komunitas," papar Diski.
4 Fokus Diski menambahkan, dalam rencana kerja yang disusunnya, ada empat hal yang menjadi fokus kegiatan KAM. Keempat hal itu adalah bidang pariwisata, budaya, pendidikan, dan sosial. Menurut data sementara yang dihimpun, setidaknya terdapat kurang lebih 60-an warga Sulsel dan keturunan Bugis Makassar yang bermukim di Melbourne dan daerah lain di Negara Bagian Victoria.
"Selain yang menetap sebagai penduduk, jumlah warga Sulsel yang melanjutkan studi di Melbourne semakin bertambah dari tahun ke tahun, yang sebagian besar datang sebagai penerima beasiswa dari pemerintah Australia atau Indonesia," jelas Diski melalui siaran pers yang dikirim ke Tribun, kemarin. (jumadi mappanganro)
Komentar
Posting Komentar