Jangan Panggil Aku Bencong

SELASA sore, 19 Juni 2012. Saya dan Muhammad Taufik, wartawan Tribun Timur, menerima kunjungan Rizal Rais dan Tiara Tiar Bahtiar. Bertempat di lantai dua kantor Tribun Timur, Jalan Cenderawasih No 430, Makassar. 

Kedatangan Rizal dan Tiara ini rupanya hendak memberikan kepada redaksi Tribun Timur buku karya keduanya.

Judulnya, Namaku Bukan Waria: Panggil Aku Manusia. Berisi kumpulan puisi dan cerita mini. 

Yang menarik dari buku ini karena penulisnya yakni Tiara adalah seorang transgender. Ber-KTP Kota Makassar.

Buku ini juga dilengkapi sejumlah foto-foto eksklusif yang mengisahkan aneka aktivitas sejumlah kaum transgender di Kota Makassar.

Saya menerima buku dari penulisnya di kantor Tribun Timur, Selasa (19/6/20120)

Buku ini diterbitkan Digna Pustaka. Katanya telah diluncurkan di sela-sela pelaksanaan Makassar International Festival Writing, 13-17 Juni 2012. Dihadiri sejumlah penulis mancanegara dan Nusantara.

Menurut penulis, untuk pembuatan buku yang tebalnya 315 halaman itu, mereka mengumpulkan bahan cerita dan puisi sejak 2009 lalu. 

Buku ini memaparkan penyusuran lorong hati sejumlah kaum transgender yang penuh dengan air mata, mimpi, cinta, dan keyakinan pada kuasa Tuhan.  

“Buku ini kami tulis berdua dengan tujuan membuka hati dan pikiran banyak orang agar bisa pula menilai seorang waria dari sisi yang berbeda,” papar Rizal.

Sementara menurut Tiara, kehadiran buku ini juga dimaksudkan untuk memaparkan mimpi terbesar seorang transgender yang tidaklah berlebihan. 

“Kami hanya ingin dipanggil dengan nama manusia. Bukan dipanggil waria atau bencong,” katanya.
  
Tentang Penulis
Rizal adalah lulusan Akademi Kimia Analis Bogor pada 2004. Kelahiran Makassar, 5 September 1981. Kini ia aktif sebagai PNS di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Haji Makassar. 

Sewaktu mahasiswa, ia aktif bermain teater dan menulis puisi. Satu di antara judul puisinya yakni Woman in A Man Body pernah terpilih sebagai runner-up pada perayaan Hari HAM yang digelar di Jakarta, 2009 lalu.         


 Rizal Rais (kanan) dan Tiara Tiar Bahtiar memperlihatkan buku karya keduanya di kantor Tribun Timur, Makassar. 
Sedangkan Tiara adalah transgender kelahiran 8 Maret 1979. Ia terpilih sebagai Runner-up Pemilihan Waria Cantik Peduli AIDS dan Narkoba yang digelar di Makassar, 1998 lalu. 

Ia juga pernah diundang pada 2011 lalu menghadiri Premier Documentary Movie ‘Tales of Waria‘ di San Prasisco, Amerika Serikat. 

Kini ia dipercayakan sebagai Wakil Ketua Kerukunan Waria dan Bissu Sulsel dan Indonesia timur sejak 2000 hingga sekarang. (jumadi mappanganro)   

Komentar