Luthfi Assyaukanie PhD
JIL: Pluralisme di Sulsel Patut Ditiru

MAKASSAR, TRIBUN - Luthfi Assyaukanie PhD, satu di antara pendiri Jaringan Islam Liberal (JIL), menilai masyarakat Sulawesi Selatan sangat menghargai pluralitas. Toleransi beragama di daerah Serambi Madinah ini patut dicontoh. Penilaian tersebut antara lain dikarenakan sangat minim terdengar konflik yang didasari karena perbedaan suku dan agama di daerah ini.

Komentar Luthfi itu disampaikan saat ditemui di sela-sela acara Temu Mitra Audit Sosial dan Akuntabilitas yang digelar Yayasan Tifa di Hotel Aryaduta, Makassar, Selasa (3/7/2012) siang.

Luthfi hadir pada acara yang mulai 1 hingga 3 Juli 2012 ini dalam kapasitasnya sebagai anggota board Yayasan Tifa.

“Saya melihat Sulsel dan kebanyakan daerah di Indonesia timur, tantangan pluralisme tidak seberat di Jawa dan Indonesia barat. Di Jawa dan sebagian Indonesia barat, masih sering kita dengar konflik berbau SARA,” papar dosen Universitas Paramadina ini.

Konflik bernuansa SARA dimaksud antara lain konflik antara sebagian umat Muslim dengan non-Muslim sebagaimana terjadi di Bogor, Jawa Barat. Juga kadang antara sesama Muslim yakni antara kelompok ahlussunnah dengan kelompok Ahmadiyah maupun dengan Syiah.

“Yang sering terdengar atau diberitakan media massa dari Sulsel adalah penggunaan kekerasan dalam demonstrasi sebagian mahasiswa dan kelompok anak muda. Bukan karena konflik SARA,” ulas pria yang pernah belajar di Universitas Yordania dalam bidang Hukum Islam dan Filsafat ini.

Menurut Luthfi, gesekan lain yang juga kerap terjadi dalam masyarakat Indonesia timur umumnya hanya karena dilatari gesekan terhadap budaya baru dan akses ekonomi. Untuk masalah ini, kata Deputy Direktur Freedom Institute ini, solusinya antara lain adalah penguatan kualitas demokrasi pemerintahan lokal. (jumadi mappanganro)


Catatan: Tulisan di atas terbit di halaman 16 Tribun Timur edisi Kamis, 5 Juli 2012 

Komentar