Kisah Katolik Taat Gabung Aisyiyah

Nurul Ichsani
NURUL Ichsani, mahasiswi Pascasarjana Universitas Hasanuddin (Unhas), berbahagia. Ini karena hasil jerih payahnya membuat film dokumenter bersama beberapa rekannya di Kifo Kosmik Unhas membuahkan hasil.
  
Film hasil garapan Yuyu dan rekannya berjudul Angela Leany Sayap-Sayap Kecil Tuhan terpilih sebagai juara kedua Lomba Film Dokumenter tentang Pahlawan TB. Lomba ini diikuti para sineas dari 18 provinsi di Indonesia. Lomba ini digelar TB Care Aisyiyah.

Yuyu dan rekannya pun diundang untuk menerima hadiah hasil jerih payahnya di Hotel Balairung, Jakarta, Selasa (26/6/2013) malam. Pemberian hadiah ini disaksikan Menteri Kesehatan RI.

“Kami sangat senang, karena tak menyangka bisa juara kedua. Soalnya, dibanding peserta lomba lain, kami tergolong sineas baru dan masih muda-muda,” ujar wanita kelahiran Makassar, 18 Januari 1988 ini merendah, kemarin. Saat menghubungi Tribun, ia sedang berada di Jakarta menanti pemberian hadiah.

Film Angela Leany Sayap-Sayap Kecil Tuhan ini berdurasi 14 menit. Di film ini, Yuyu bertindak sebagai sutradara. Bertindak sebagai produser adalah Dody Sunjana. Editor filmnya adalah Amal Darmawan. Penata kamera, Muhammad Dwi Rahmadi. Sedangkan yang bertugas sebagai lighting adalah Ahmad Azhari.

Yuyu menceritakan, film yang dibuatnya itu terinspirasi dari sosok Angela Leany, seorang katolik taat. Menariknya, wanita berkulit hitam dan berambut kriting ini memilih menjadi kader TB Care Aisyiyah di wilayah Kelurahan Tamamaung, Kecamatan Panakukang, Makassar.

Padahal Aisyiyah adalah organisasi masyarakat Islam. Kendati demikian, Angela Leany tidak
merasa risih bergabung dengan Aisyiyah Muhammadiyah. Itu karena baginya, membantu orang yang terkena tubercolosis (TB) tak mengenal agama. Baginya, semua manusia punya tugas untuk saling membantu sesama.

Karena keikhlasannya membantu para pasien TB maupun upayanya mencegah warga terkena TB, Angela Leany pun akhirnya terpilih sebagai kader terbaik TB Care Aisyiyah Makassar sejak
tahun 2010 hingga sekarang.

“Karena kisahnya yang menarik itulah yang menginspirasi saya dan teman-teman menjadikan Angela Leany sebagai tokoh utama dalam film dokumenter yang kami buat. Orangnya memang inspiratif,” cerita sulung dari lima bersaudara ini. (jumadi mappanganro)

Belajar Film di Jerman

SEJAK remaja, Nurul Ichsani mengatakan paling suka dengan peralatan kamera, baik kamera foto maupun kamera film. Kesukaannya itulah yang mendorong Yuyu kemudian memilih jurusan komunikasi di Universitas Hasanuddin.
  
Pilihan Yuyu tak salah. Di jurusan ini, hobi Yuyu pun makin menjadi-jadi. Ini karena di jurusan ini, Yuyu mendapat banyak pelajaran tentang teori dan keterampilan memotret dan membuat film.

Saat melanjutkan pendidikan S2 di universitas yang sama, Yuyu bersama rekannya tetap intens belajar tentang foto dan film. Keterampilannya membuat film makin membaik saat Yuyu dan Dody Sunjana, rekan dekatnya, mendapat kesempatan belajar pada Interfilm International Film Festival, Berlin Germany, pada November 2012 lalu.

“Pengalaman belajar film di Jerman yang berlangsung singkat itulah yang saya rasakan banyak memengaruhi saya untuk terpanggil membuat film-film dokumenter,” tutur wanita berambut panjang ini.

Akankah Yuyu mengikuti jejak Riri Reza, sineas asal Makassar yang menginternasional? Semoga. Amin. (jumadi mappanganro)

Data Diri
Nama: Nurul Ichsani
Panggilan: Yuyu
Lahir: Makassar  18 Januari 1988
Saudara: Sulung dari 5 bersaudara
Ayah: Syamsu Suryadi MA (alm)
Ibu: Dra St Fatimah Haenur
Pendidikan: S2 Pascasarjana Unhas

Tulisan di atas terbit di Tribun Timur edisi cetak, 27 Juni 2013



Komentar