Pesan dari Eloy Zalukhu

Saya dan Eloy Zalukhu di Makassar, Selasa (25/5/2013).
SELASA, 25 Mei 2013. Sejak pagi hingga sore, saya mengikuti Value Based Motivation Training dan Leadership Coaching.

Pelatihan untuk meningkatkan motivasi dan kepemimpinan ini berlangsung di Hotel Santika, Jl Sultan Hasanuddin, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan. Kegiatan ini menghadirkan Eloy Zalukhu sebagai trainer.

Eloy adalah motivator sekaligus pendiri dan Direktur Capstone Group. Ia kelahiran Januari 1977 di pedalaman Nias, Provinsi Sumatera Utara. Ia menyelesaikan pendidikan SMA di Jakarta. Lalu melanjutkan kuliah bidang Marketing and Management di Deakin University, Melbourne, Australia. Selesai tahun 2001.

Acara ini diikuti para karyawan hingga kalangan manager perusahaan yang bernaung di bawah Kompas-Gramedia yang ada di Kota Makassar. Di antaranya dari Kompas, Toko Buku Gramedia, Hotel Santika, Tribun Timur, dan Kompas-MakassarTV.

Saya merasa beruntung bisa diikutkan acara ini. Alasannya, kegiatan ini memberi banyak manfaat bagi kami. Tak serupiah pun kami dibebankan biaya untuk mengikuti acara ini. Semua ditanggung perusahaan Kompas-Gramedia.

Pada sesi Value Based Motivation Training, Eloy memperkenalkan kepada kami konsep success triangle. Konsep ini mengatakan bahwa untuk sukses, minimal tiga langkah yang harus dilakukan. Pertama, personal mastery atau kemampuan mengenal, mengelola, dan mengarahkan diri sendiri (motivasi) atau bersikap positif.

Kedua, interpesonal mastery atau kemampuan memulai dan membangun hubungan dengan orang lain. Ketiga, spritual mastery atau pemahaman yang benar disertai dengan kesungguhan dalam berelasidengan Tuhan sebagai pencipta dan pemelihara kehidupan (etos kerja).

Filosofi dasar success triangle mengatakan bahwa tak ada seorang pun yang pernah digaji atau dibayar berdasarkan waktu melainkan berdasarkan nilai manfaat yang dikontribusikan kepada perusahaan dan dunia.

Berikut ini beberapa poin penting lainnya yang disampaikan Eloy selama training. Di antaranya bahwa setiap orang yang ingin sukses dan bermanfaat bagi banyak orang sejak dini hendaknya membuat proposal hidup.


Coba renungkan, katanya. Merencanakan membuat kegiatan 17 Agustusan saja atau sebuah seminar, biasanya didahului dengan membuat proposal kegiatan. Proposal kegiatan seakan wajib ada, kendati kegiatan yang direncanakan itu hanya berlangsung sehari. 

"Nah, jika untuk kegiatan sehari saja itu dibuatkan proposal, maka mestinya untuk menjalani hidup, harus sejak dini dibuatkan proposal," kata pria yang kerap mengucapkan salam sukses, triangle ini.

Eloy tak menjelaskan secara detail bagaimana menyusun proposal hidup dimaksud. Tapi saya memerkirakan bahwa untuk membuat proposal hidup dimaksud, setidaknya ada kemiripan dengan menyusun proposal kegiatan pada umumnya. 

Lazimnya yang saya tahu, proposal kegiatan itu antara lain berisi latarbelakang, tujuan, sasaran, waktu pelaksana, rencana pengeluaran, sumber anggaran, hingga out put (keluaran) yang ingin dihasilkan dari kegiatan yang hendak digelar. 

Nah pada proposal hidup, idealnya berisi latarbelakang mengapa kita hidup dan untuk tujuan apa? Juga berisi apa-apa saja yang dibutuhkan untuk memperbaiki kualitas hidup kita. Juga harus jelas target yang ingin dicapai sesuai waktu yang direncanakan? Mudah-mudahan apa yang saya maksud ini serupa dengan pikiran Eloy.
  
Gaya Kepemimpinan 
Pada sesi kedua atau sesi Leadership Coaching, Eloy memperkenalkan enam gaya kepemimpinan beserta plus minusnya. Pertama, gaya kepemimpinan The Commanding Leader. Gaya ini bisa tepat digunakan jika situasinya kritis atau darurat, untuk membangkitkan perubahan arah atau pada anggota tim yang bermasalah.

Namun model kepemimpinan seperti ini tak boleh berlangsung lama. Harus segera diubah menyesuaikan situasi. Jika terus bertahan dengan gaya The Commanding Leader tanpa mempertimbangkan situasi, bisa negatif dampaknya.

Kedua, gaya kepemimpinan The Visionary Leader misalnya. Gaya kepemimpinan yang menggerakkan orang-orang ke arah tujuan bersama ini tepat jika situasinya terjadi perubahan yang membutuhkan visi baru atau ketika dibutuhkan arah yang jelas.

Gaya ketiga adalah The Coaching Leader. Ini adalah tipe pemimpin yang berusaha mencari kelebihan dan kelemahan dari setiap anggota timnya. Kemudia ia berusaha mengembangkannya. Gaya ini tepat digunakan ketika ingin membantu karyawan memperbaiki kinerjanya dengan membangun kemampuan jangka panjang,” jelasnya.

Keempat adalah The Affiliative Leader. Model kepemimpinan ini menciptakan harmoni dengan saling menghubungkan orang-orang. Ini tepat digunakan jika situasinya ingin menengahi benturan dalam tim. Juga baik untuk memotivasi pada saat-saat yang menekan atau hendak menguatkan hubungan antara karyawan dalam perusahaan.

Yang perlu diantisipasi dengan model gaya kepemimpinan The Affiliative Leader adalah jangan sampai manager dan karyawan terlalu akrab atau terlalu ‘mesra’. Karena ketika terlalu akrab, dikhawatirkan seorang manager sulit memberi tugas atau target pada timnya.

Kelima, The Democratic Leader. Model kepemimpinan ini menghargai masukan anggota tim dan mendapatkan komitmen melalui partisipasi aktif. Gaya ini tepat jika situasinya hendak membangun persetujuan atau kesepakatan atau hendak mendapatkan masukan berharga dari tim kerja.Kekurangannya model ini adalah terlalu banyak mendengarkan sehingga sering kali tidak keputusan atau tindakan nyata.

Keenam adalah model the Pace-setting Leader. Gaya kemimpinan ini cocok manakala seorang manager ingin mendapatkan hasil berkualitas tinggi dari tim yang bermotivasi dan kompeten dalam waktu yang relatif singkat,” paparnya.

Dari enam gaya kepemimpinan itu, Eloy lebih banyak menekankan kepada kami untuk selalu mengutamakan model  The Coaching Leader. Coaching dimaksud adalah proses interaksi yang dapat menolong coachee menyadari masalah, kebutuhan atau keinginannya, lalu menemukan solusi serta rencana kerja terbaik untuk dikerjakan dengan komitmen 100 persen.

Pada paparan gaya kepemimpinan itu, Eloy memberikan beberapa contoh kasus kepada peserta coaching. Peserta juga dipertontonkan film yang memperlihatkan beberapa tipe kepemimpinan untuk dibahas dan dipresentasikan para peserta. Canda tawa kerap mengiringi training ini. (JM)

Komentar