Naluri Juragan Kapal

Catatan 4 Malam Tur ke Papua Barat


Owner PT Belibis Putra, Haji Misbahuddin, saat ditemui di Hotel City View, Kota Sorong, Provinsi Papua Barat, Sabtu (24/12/2013) malam. Dialah pemilik kapal cepat yang melayani penumpang dari Pelabuhan Rakyat Sorong ke Waisai, Raja Ampat.
SAYA dan Faharuddin Palapa, redaktur surat kabar harian FAJAR, baru saja bergabung dengan beberapa anggota rombongan Fam Trip Garuda Indonesia di salah satu rumah bernyanyi yang ada di Kota Sorong, Provinsi Papua Barat. 

Saat itu, Minggu (25/11/2013) malam. Kira-kira sudah lewat pukul 20.30 waktu setempat. Tiba-tiba hape Faharuddin berdering. Sebuah pesan singkat elektronik (SMS) masuk. Menyampaikan pesan bahwa Haji Misbah yang kami cari  sudah datang di Hotel City View.

Saat itu juga saya dan Faharuddin izin kembali ke Hotel City View, tempat kami menginap di Kota Sorong semalam. Pria yang mengirim SMS itu tak lain, orang kepercayaan Haji Misbah. Saya menyesal lupa mencatat namanya. 

Pria itu kami kenal di atas kapal cepat yang mengangkut rombongan Fam Trip Garuda dari Pelabuhan Waisai (Kabupaten Raja Ampat) ke Pelabuhan Penyeberangan Rakyat Sorong. Pria inilah yang menceritakan bahwa kapal yang kami tumpangi itu adalah milik pengusaha Bugis dari Sulawesi Selatan. Namanya Haji Misbah.

Mendengar infonya itu, Saya, Faharuddin, dan Echa dari majalah Makassar Terkini pun penasaran ingin mengetahui lebih jauh tentang Haji Misbah. Pikiran saya, andai saja saya punya waktu untuk menemuinya di Sorong, saya sangat ingin mewawancarainya. Sebab saya anggap info ini menarik jika ditulis kisah suksesnya sebagai pengusaha asal Sulsel di perantauan. 

Tak kami sangka, pria yang kami kenal beberapa jam sebelumnya di atas kapal cepat itu kembali kami bertemu di loby Hotel City View. Si pria ini menyampaikan bahwa Haji Misbah kebetulan juga hendak menginap di hotel tersebut. Namun saat itu, Haji Misbah belum muncul. 

Saya dan Paharuddin pun kian penasaran. Saat hendak berpisah dengan pria tersebut, saya dan Paharuddin menitipkan masing-masing satu kartu nama. Maksudnya untuk meminta tolong agar kami bisa ditelepon atau minimal dikirimkan SMS jika Haji Misbah itu sudah tiba pula di Hotel City View.

Alhamdulillah, rasa penasaran mengenal Haji Misbah itu terbayar. Pria yang disapa Pak Haji oleh anak buahnya itu pun bersedia diwawancarai oleh kami. Kami pun bincang-bincang di loby hotel. 

Kesan kami, Haji Misbah rupanya seorang pengusaha yang tak 'alergi' dengan jurnalis. Sebab walau kami baru saling bertemu, ia dengan senang hati bersedia diajak bincang-bincang tentang bisnisnya.  

Dari Haji Misbahlah kami baru tahu jika lelaki yang kami kenal di atas kapal cepat dari Waisai ke Sorong dan menceritakan tentang haji Misbah itu adalah seorang polisi. Awalnya kami sangka sebagai pengawas yang dipekerjakan di kapal milik Haji Misbah.

Di bawah ini adalah tulisan yang saya buat dari hasil bincang-bincang santai dengan Haji Misbah: 

Haji Misbahuddin dan orang kepercayaannya saat ditemui di Hotel City View, Kota Sorong, Minggu (25/11/2013).

  
Naluri Juragan Kapal

PENGUSAHA Bugis diakui banyak berperan menggerakkan roda bisnis di Kota Sorong dan Kabupaten Raja Ampat di Provinsi Papua Barat. Satu di antara pengusaha Bugis itu adalah Misbahuddin yang akrab disapa Haji Misbah.

Ia kelahiran Siwa, Kabupaten Wajo, Provinsi Sulawesi Selatan, 31 Desember 1972. Dialah pemilik PT Belibis Papua Mandiri, perusahaan yang bergerak di bidang pelayaran. Berkantor di Kota Sorong.

Melalui bendera PT Belibis Papua Mandiri inilah Haji Misbah mengoperasikan dua kapal cepat yang setiap hari mengangkut orang dari Pelabuhan Pelayaran Rakyat Kota Sorong ke Pelabuhan Waisai, Raja Ampat, pergi pulang.

Satu dari dua kapal penumpang itu berkapasitas 250 seat yakni Bahari Expres. Satu kapal lainnya berkapasitas 400 seat bernama Marinda Expres. Misbahuddin juga memiliki satu unit kapal lainnya yang dioperasikan khusus mengangkut mobil dan sepeda motor setiap hari. Rutenya sama: Kota Sorong-Raja Ampat.Satu kapal lainnya lagi sedang disewakan khusus ke perusahaan asing yang juga berbisnis di Sorong.

“Jadi jumlah kapal kami di Sorong saat ini baru empat unit," ujar Misbahuddin saat ditemui di Hotel City View, Kota Sorong, Minggu (24/11/2013) malam.

Misbahuddin berencana  mendatangkan satu lagi kapal cepat khusus untuk penumpang orang. Berkapasitas 400 seat. Juga untuk melayani rute Sorong-Raja Ampat.

Kapal yang akan didatangkan itu telah dipesan di perusahaan pembuatan kapal yang ada di Tanjung Pinang, Kepulauan Riau. Jika tak ada aral, kapal cepat baru pesanannya itu direncanakan tiba di Sorong pada Januari 2014 nanti.

"Kita berharap kapal baru kami nanti sudah bisa beroperasi sebelum Lomba MTQ Tingkat Se-Papua dan Sail Raja Ampat 2014," tutur sulung dari tiga bersaudara ini.

Lomba MTQ akan digelar pada April 2014. Sedangkan Sail Raja Ampat 2014 yang rencananya dihadiri Presiden RI Soesilo Bambang Yudhono untuk membuka event ini akan digelar Juni 2014. Lalu berapa nilai investasi untuk bisnis kapal cepat tersebut? Tak sedikit tentunya. Untuk kapal cepat dengan kapasitas 250 seat itu nilai investasinya sekitar Rp 16 miliar.

"Sedangkan kapal cepat dengan kapasitas 400 seat, nilai investasinya mencapai Rp 27 miliar," jelas putra dari pasangan Haji Daeng Mangkau dan Hajjah Indo Were ini.

Ditanya alasannya mengapa masih ingin mendatangkan kapal cepat baru lagi, Haji Misbah memprediksi bisnis pelayaran untuk rute Sorong-Raja Ampat masih cerah. Padahal Pemkab Raja Ampat sedang mengembangkan Bandara Marinda agar pesawat jenis ATR bisa terbang dari Sorong ke Waisai tahun 2014.

"Dalam bisnis pelayaran, saya mengandalkan naluri sebagai juragan kapal. Dan naluri saya, bisnis pelayaran di Kota Sorong-Raja Ampat, masih potensial menguntungkan," ujar pria yang juga punya beberapa rumah megah di Makassar ini.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Raja Ampat Yusdi N Lamatenggo menilai usaha pelayaran yang dikelola Haji Misbah telah banyak berjasa menggerakkan roda bisnis bagi warga Sorong dan Raja Ampat yang baru dibangun 10 tahun terakhir.

"Adanya kapal cepat Bahari Ekspres dan Marinda Expres milik Haji Misbah ini, warga leluasa setiap hari pergi pulang dari Raja Ampat ke Kota Sorong atau sebaliknya. Ini jelas sangat membantu mobilitas warga dan pengantaran kendaraan maupun barang kebutuhan warga," ujar Yusdi, Senin (25/11/2013). 


Belajar Otodidak

Haji Misbah mengakui bahwa pengetahuan dan naluri berbisnis bidang pelayaran banyak diperolehnya dari ayahnya, Haji Daeng Mangkau (65 tahun). Maklum, ayahnya adalah seorang juragan kapal di Siwa, Kabupaten Wajo. Kini ayah dan ibunya menikmati masa tuanya dengan bermukim di Kota Makassar.

Dulu ayahnya punya empat kapal pengangkut barang dan penumpang rute Siwa-Towaku, Kolaka Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara. Tapi waktu itu masih kapal tradisional atau kapal kayu.  Kini kapal milik orangtuanya sudah tak ada.

Haji Misbah ketika itu masih kanak-kanak.  Tapi sejak kecil, ia selalu ikut kapal milik ayahnya sembari belajar mengemudikan kapal. Ia juga sampai ikut memperbaiki mesin kapal jika rusak.

“Saya benar-benar belajar otodidak. Mungkin dari situlah naluri bisnis di bidang pelayaran tumbuh dalam diri saya,” ujar lelaki yang tak sungkan mengakui dirinya hanya memperoleh pendidikan formal hingga SMP ini.

Hasil belajar otodidak dari orangtuanya dan pengalamannya di laut itu kini telah dinikmati Haji Mibah. Bisnis kapal cepat yang digelutinya sejak 15 tahun lalu itu tersebar di empat provinsi di Indonesia.

Di antaranya beroperasi untuk rute Kota Sorong-Raja Ampat di Provinsi Papua Barat. Beberapa kapal cepatnya juga saat ini melayani pengangkutan penumpang orang rute Siwa (Kabupaten Waj)-Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara.

“Saya juga punya kapal kapal cepat yang melayani penumpang rute Luwuk-Banggai di Sulawesi Tengah. Insya Allah kita juga akan buka rute baru lagi di Nabire, Papua,” ujar lelaki penggemar parfum dan jam tangan merek aigner ini saat ditemui di Hotel City View, Kota Sorong, Minggu (24/11) malam.

Kini Haji Misbah berharap, putra sulungnya yang kini masih menempuh pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Muslim Indonesia (UMI), bisa melanjutkan bisnisnya.

“Alhamdulillah, saya melihat anak saya punya naluri bisnis pelayaran juga. Mudah-mudahan anak-anak saya lebih hebat dari saya,” harap lelaki yang ogah masuk partai politik ini. (jumadi mappanganro)

data diri
Nama: Misbahuddin
Lahir: Wajo, 31 Des 1972
Pekerjaan: Owner PT Belibis Putra
Orangtua: Haji Daeng Mangkau (ayah) dan Hajjah Indo Were (ibu).
Anak: lima orang
Asuransi: BNI-Lige, Jasindo
Parfum: aigner
Merek arloji: aigner
Bacaan favorit: surat kabar

Catatan: Tulisan di atas terbit di halaman 8 koran Tribun Timur rubrik Tribun Inspirasi edisi 26 November 2013.



Komentar