Seri Belajar Jurnalistik (1)
PADA
beberapa kesempatan memenuhi undangan membawakan materi jurnalistik,
baik yang diikuti siswa setingkat SMA, mahasiswa, maupun masyarakat
umum, saya kerap ditanya perihal citizen reporter. Pertanyaan serupa
juga tak jarang ditanyakan teman dan kenalan saat bersua di kafe, warung
kopi, hotel, mal, maupun di tempat-tempat yang ramai dikunjungi di Kota
Makassar.
Isi
pertanyaan mereka antara lain adalah bagaimana cara membuat citizen report
atau syarat khusus agar informasi yang ingin dilaporkannya bisa
memenuhi kriteria untuk dipublikasikan di rubrik citizen reporter yang
disediakan Tribun Timur.
Mereka
menanyakan hal itu karena mungkin mengetahui saya sebagai jurnalis di
Tribun Timur, satu di antara puluhan surat kabar daerah yang bernaung di bawah kelompok usaha Kompas
Gramedia. Surat kabar harian ini terbit perdana di Sulawesi Selatan pada
9 Februari 2004 lalu.
Tribun Timur adalah surat kabar pertama di Sulawesi Selatan
yang secara khusus menyediakan rubrik citizen reporter. Rubrik ini
dikhususkan berisi berita (teks dan foto) yang dibuat warga
non-jurnalis. Rubrik citizen reporter di Tribun Timur ini mulai
diperkenalkan sejak 2009 lalu.
Sejak itu rubrik ini disediakan rutin
setiap hari. Rubrik ini rupanya mendapat sambutan positif dari
masyarakat, khususnya para pembaca Tribun Timur. Banyak orang kemudian
tertarik mengisi rubrik citizen reporter.
Mereka yang memanfaatkan
rubrik ini pun beragam dan meluas. Beragam karena para citizen reporter
itu terdiri atas pejabat pemerintah, kalangan humas instansi pemerintah
maupun swasta.
Para dosen, guru, pengacara, aktivis organisasi
nonpemerintah (ornop), mahasiswa, pelajar SMA, hingga warga kebanyakan
pun tak sedikit yang telah memublikasikan laporannya di rubrik ini.
Dikatakan telah meluas karena para pengirim informasi untuk
dipublikasikan di rubrik citizen reporter Tribun Timur, tak hanya mereka
yang bermukim di Sulawesi Selatan. Pengirimnya juga tak sedikit berasal
dari luar Sulawesi Selatan.
Ini menunjukkan rubrik ini diminati banyak
orang. Tapi harus kami akui bahwa banyak bahan citizen reporter yang
dikirim ke inbox email Tribun Timur belum memenuhi standar kualitas
berita layak muat/terbit.
Namun karena niat hendak membangkitkan gairah menulis masyarakat kebanyakan, standar dimaksud pada awalnya 'dilonggarkan'. Harapannya agar makin banyak orang yang mau berpartisipasi melaporkan tentang apa yang dilihat atau dirasakannya terkait lingkungan di sekitarnya, tanpa ragu apakah laporannya layak terbit atau tidak.
Tapi ketika bahan citizen report itu kian banyak masuk di redaksi Tribun Timur setiap hari, tentu laporan yang hendak dipublikasi melalui rubrik citizen reporter bakal kian diseleksi. Hanya laporan yang berkualitas dan memang untuk kepentingan publiklah yang akan diprioritaskan dimuat. Hal ini karena ruang rubrik citizen reporter pun terbatas.
Namun karena niat hendak membangkitkan gairah menulis masyarakat kebanyakan, standar dimaksud pada awalnya 'dilonggarkan'. Harapannya agar makin banyak orang yang mau berpartisipasi melaporkan tentang apa yang dilihat atau dirasakannya terkait lingkungan di sekitarnya, tanpa ragu apakah laporannya layak terbit atau tidak.
Tapi ketika bahan citizen report itu kian banyak masuk di redaksi Tribun Timur setiap hari, tentu laporan yang hendak dipublikasi melalui rubrik citizen reporter bakal kian diseleksi. Hanya laporan yang berkualitas dan memang untuk kepentingan publiklah yang akan diprioritaskan dimuat. Hal ini karena ruang rubrik citizen reporter pun terbatas.
Dengan dasar pemikiran itulah saya mencoba berbagi melalui tulisan ini tentang apa yang saya tahu perihal bagaimana menuangkan
laporan layak muat atau diprioritaskan terbit di rubrik citizen
reporter Tribun Timur.
Tulisan Seri Belajar Jurnalistik ini juga dibuat dengan
harapan bisa membantu banyak orang lebih bergairah menulis berita tentang
apa saja, namun tetap dalam kaidah jurnalistik.
Apalagi era kini,
semua orang bisa dengan mudah memublikasikan sendiri karya
jurnalistiknya, baik berupa teks, foto, audio, hingga film. Hal ini
seiring hadirnya era new media. Era ini ditandai dengan tumbuh pesatnya
media-media sosial atau media-media online.
Kehadiran media-media
berbasis internet ini telah memungkinkan siapa saja menjadi pewarta
warga atau jurnalisme orang biasa (citizen journalism). Facebook,
Twitter, Blog, Website, Wordprees, dan serupanya adalah beberapa contoh
media sosial/online yang bisa menjadi wadah bagi siapa saja untuk
memublikasikan karya-karya jurnalistiknya dengan mudah dan gratis.
Sisa
sejauhmana kita mengasah keterampilan menghasilkan karya jurnalistik
yang bermutu. Tentu kita berharap isi laporan yang dibuat bisa jelas dan enak
dibaca. Tapi juga agar berita yang dibuat itu tidak berpotensi digugat melalui jalur hukum. (JM)
Makassar, 4 Januari 2014
Komentar
Posting Komentar