Setiap Hari 2-3 Kasus Baru HIV dan AIDS Ditemukan di Sulsel

Laporan wartawan Tribun Timur: Jumadi Mappanganro

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Penyebaran HIV dan AIDS di Sulawesi Selatan kian mengkhawatirkan. Pasalnya, setiap hari rata-rata ditemukan dua hingga tiga warga yang terjangkit HIV dan AIDS di Sulawesi Selatan.

AIDS singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome yakni sekumpulan gejala dan infeksi (atau: sindrom) yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus Human Immunodeficiency Virus (HIV) yaitu virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia.


BINCANG SANTAI - Wapimpred Tribun Timur Ronald Ngantung berbincang santai dengan pengurus Komisi Perlindungan AIDS (KPA) Provinsi Sulawesi Selatan di Kantor Tribun, Senin (23/6/2014). KPA Sulsel melaporkan bahwa terhitung mulai tahun 2005 hingga pertengahan Juni 2014, tercatat 7.844 warga Sulsel yang terjangkit HIV dan AIDS.

Mereka yang terjangkit HIV hingga AIDS itu pun tak hanya menimpa komunitas/populasi berisiko tinggi semisal pekerja seksual komersial dan pengguna narkoba jarum suntik. Tapi juga telah meloncat ke populasi umum. Tak sedikit di antaranya adalah ibu rumah tangga dan anak-anak hingga remaja yang masih usia produktif.

Kondisi tersebut dikemukakan Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Sulawesi Selatan Saleh Radjab MM saat berkunjung di Kantor Tribun Timur, Jl Cenderawasih No 430, Makassar, Senin (23/6/2014) pagi.

Terhitung mulai tahun 2005 hingga pertengahan Juni 2014, tercatat 7.844 warga Sulsel yang terjangkit HIV dan AIDS.  Makassar tercatat sebagai daerah di Sulsel yang terbanyak warganya terjangkit HIV dan AIDS yakni 6.428 orang. Sementara Kota Parepare, Kabupaten Gowa, dan Bulukumba juga tergolong banyak warganya yang terjangkit HIV dan AIDS.

“Jumlah mereka yang terjangkit HIV dan AIDS di Sulawesi Selatan saat ini masuk daftar 10 besar se-Indonesia. Ini bukan prestasi, melainkan warning agar kita semua peduli untuk mencegah penyebarannya dan menanggulangi para korbannya,” papar Saleh Radjab.

Saleh datang bersama rombongan KPA Sulsel lainnya. Di antaranya Saleh Radjab MM (sekretaris), Dr Arlin Adam SKM MKes (tim assistensi), Raden Mulyati SKM MKes, dan Andi Tadampali alias Andi Mangara (pokja media).

Turut hadir Nurrahim, Zainuddin (pokja pencegahan HIV dan AIDS di tempat kerja),  Maman Rahim (pokja bidang advokasi), dan Awaluddin (staf sekretariat). Mereka diterima Wakil Pemimpin Redaksi Tribun Timur Ronald Ngantung.



Sumber data: Komisi Perlindungan AIDS Provinsi Sulawesi Selatan

Dukungan APBD
Saleh menambahkan, dukungan terhadap upaya penanggulangan AIDS dari para stakeholder pun masih minim. Termasuk masih rendahnya dukungan dari para kepala daerah di Sulsel.

Indikatornya, dari 27 kabupaten dan kota di Sulsel, tak sampai setengahnya yang telah menganggarkan secara khusus dana penanggulangan AIDS dalam APBD mereka. Kalau pun ada, masih sangat minim. Indikator lainnya, masih banyak daerah yang belum memiliki sekretariat KPA.

Padahal, kata Saleh, penyebaran HIV dan AIDS sudah masuk di rumah tangga umum dan tersebar hingga ke pelosok-pelosok desa di seluruh kabupaten maupun sudut-sudut kota di Sulawesi Selatan.

“Jika kondisi ini tak mendapat perhatian serius dari banyak pihak, saya khawatir penyebaran HIV dan AIDS kian sulit dikendalikan,” papar mantan penjabat Bupati Jeneponto dan Asisten I Pemprov Sulsel ini. (*/tribun-timur.com)

catatan: tulisan di atas dimuat di www.tribun-timur.com, Senin 23 Juni 2014

Komentar