Pelajaran dari Andi Onny Gappa

MALAM itu saya baru saja tiba di rumah. Kira-kira pukul 22.10 wita. Upi Asmaradhana menyampaikan kepada saya bahwa Region Manager Bank Panin KTI Andi Tenri Gappa sedang sakratulmaut.

Mendengar kabar itu, saya sejenak terdiam. Lalu merespon mendoakan sembari berharap semoga lelaki yang akrab disapa Andi Onny itu diberi kesembuhan. 

Namun tak sampai setengah jam kemudian, kabar duka itu datang. Andi Onny meninggal di Rumah Sakit (RS) Mount Elizabeth, Singapura, Jumat sekira pukul 22.25 wita. Kanker usus yang dideritanya diduga menjadi penyebab ia pergi menghadap keharibaan-Nya.

 
Onny Gappa saat mengikuti Dolomites Bike Tour di Eropa, 8-14 Juni 2012 lalu.


Upi menyampaikan penyesalannya tak sempat membesuknya saat masih terbaring di RS. Padahal, sebenarnya ia punya rencana membesuknya. 

Beberapa menit setelah Upi menyampaikan kabar duka itu, hapeku berdering. Rupanya dari Nasrulla Nara, mantan Kepala Biro Kompas Wilayah Indonesia Timur. Saat ini ia bertugas di kantor pusat Kompas di Palmerah, Jakarta.

Nasrullah rupanya juga hendak menyampaikan kabar duka tersebut. Saat bertugas di Makassar dan selama menjabat Ketua Perhimpunan Jurnalis Indonesia (PJI) Sulsel, Nara mengaku akrab dengan almarhum. 

Sosok almarhum memang mudah akrab dengan siapa saja. Termasuk dengan wartawan. Apa saja ditanyakan wartawan, selalu ia berusaha menjawab. Termasuk jika diajak 'curhat'. Ia pun selalu berusaha hadir jika diundang menghadiri acara yang digelar teman-teman wartawan.

Makanya, saya bisa memahami tatkala kabar Andi Onny meninggal itu dengan cepat tersiar. Seketika itu juga banyak wartawan dan orang yang mengenal sosok almarhum ramai-ramai memasang status di BBM maupun di akun media sosialnya: Twitter dan Facebooknya, dengan tulisan turut berduka cita yang disertai foto Andi Onny.

Sebagian lagi menyatakan turut berbelasungkawa dengan mengirimkan karangan bunga yang diletakkan di depan rumah almarhum di Jl Hertasning, Kota Makassar. Satu di antara pengirimnya adalah Presiden Republik Indonesia (RI) Susilo Bambang Yudhoyono dan istri.

Tak hanya menyatakan duka melalui status dan karangan bunga, mereka yang mengenal Andi Onny juga ramai-ramai berdatangan di Bandara Hasanuddin untuk menjemput kedatangan jenazah almarhum, Sabtu (11/10/2014). 

Walau mendapat informasi bahwa pesawat milik pribadi Jusuf Kalla yang mengangkut jenazah almarhum dari Singapura ke Makassar tiba petang, namun sejak sore ratusan orang sudah berkumpul di bandara lama. 

Mereka yang datang mulai pejabat pemerintah, bankir, pengusaha, anggota DPRD, jurnalis, dan keluarga serta kerabat almarhum. Hadir di antaranya Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo, mantan Wali Kota Makassar Ilham Arif Sirajuddin, dan Wali Kota Makassar Danny Pomanto. 

Hadir pula Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulampua Suhaedi, Kepala Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional VI Sulampua Adnan Juanda, serta sejumlah pimpinan bank di Makassar dan sejumlah pengurus Harley Davidson Club Indonesia (HDCI) Makassar.

Menurut saya, satu di antara indikator orang yang baik semasa hidupnya adalah manakala ia meninggal, begitu banyak orang yang merasa kehilangan. Itulah yang saya lihat dan rasakan pada Onny yang meninggal dunia dalam usia 55 tahun. Meninggalkan istri, Andi Soraya Mattalatta, dan seorang anak laki-laki.

    
Onny saat ikut Dolomites Bike Tour di Eropa, 8-14 Juni 2012. 


Respon Media
Tak hanya ramai di status BBM maupun di media sosial, berbagai media online lokal maupun nasional juga seakan berlomba menyebarkan kabar duka tentang Onny. Disusul pemberitaan suratkabar terbitan Makassar yang mengabarkan tentang Sulsel berduka atas kepergian Onny.

Berita duka tersebut ditempatkan di halaman satu hampir semua koran harian yang terbit di Makassar selama dua hari berturut-turut: 11-12 Oktober 2014. Kebijakan editorial media arus utama itu tentu punya alasan yang kuat.

Saya percaya karena para editorial media itu sependapat bahwa almarhum tak sekadar seorang pimpinan bank di kota ini. Tapi lebih dari itu, sosok Onny telah tampil sebagai aktivis/penggerak penghijauan. Juga seorang tokoh sosial yang banyak mendermakan harta, waktu, dan pikirannya untuk gerakan sosial dan penanggulangan bencana di berbagai daerah di Indonesia. 
Insinyur Peternakan
Onny adalah insinyur peternakan dari Universitas Gadjah Mada (UGM). Namun ia memilih berkarier di Bank Panin, bank yang turut dirintis oleh bapaknya, Andi Gappa (alm). Di tengah kesibukannya sebagai bankir, ia selalu meluangkan waktunya untuk gerakan penghijauan sejak 1990-an.

Di halaman rumahnya di Jl Hertasning, Makassar, tampak bagai kebun. Ratusan pohon dan bibit tanaman dikembangkan di halaman ini. Sebagian besar tanaman itu ditanam dan dirawat langsung oleh Onny. Biayanya dari koceknya sendiri.

Bibit tanaman dan aneka pohon yang dikembangkan itu bukan untuk dijual. Melainkan untuk disumbangkan kepada siapa saja yang mau menanamnya. 

Semasa hidupnya, saya beberapa kali ke tempatnya sekadar untuk berbincang-bincang tentang tanaman. Saban pulang, saya selalu ditawari untuk membawa pulang tanamannya untuk ditanam di mana saja saya suka.

Saya dan almarhum saling mengenal sejak tahun 2004 lalu. Saat itu masih belum setahun saya menjadi jurnalis di Tribun Timur. Pada tahun itu juga saya pernah ikut bersama Andi Onny dan beberapa pengurus HDCI Makassar tur dari Makassar ke Manado mengendarai Harley Davidson (HD). Sejak itu hubungan kami makin akrab.

Trembesi

Jika kita berjalan-jalan di Kota Makassar, semisal di Jl Hertasning dan Jl Perintis Kemerdekaan, dengan mudah kita menjumpai pohon trembesi yang kini berdiri kokoh dan meneduhkan. Nah pohon-pohon trembesi itu adalah tanaman sumbangan almarhum. Sebagian ditanam langsung almarhum.

Tak hanya di Sulawesi Selatan, ia juga pernah membawa sejumlah pohon trembesi dan menanamnya di Aceh. Di antara pohon trembesi itu kini berdiri kokoh dan meneduhkan di halaman Masjid Baiturrahman di Banda Aceh.

Karena dedikasinya itulah, Presiden SBY pernah memanggil almarhum untuk bersama dalam gerakan penghijauan. 

Karena itu, kata Nara, kepergian Onny Gappa untuk selama-lamanya itu tak hanya duka bagi masyarakat Sulawesi Selatan. Tapi juga sebenarnya duka bagi Indonesia. Karena itulah, Nara mengusulkan agar nama Onny Gappa diabadikan sebagai nama jalan di Kota Makassar.


Tanah Maridie
Jenazah Andi Onny dimakamkan di Pemakaman Raja-Raja Barru, Tanah Maridie, Kabupaten Barru, Sabtu (11/10/2014) malam. Lokasi pemakaman berjarak sekira 110 km arah utara Kota Makassar.

Di pemakaman ini, juga telah dikebumikan di antaranya mantan Mayjen (Purn) Andi Mattalla Pangdam XIV/Hasanuddin. Ia dimakamkan pada Oktober 2004. Di lokasi ini juga penyanyi nasional Andi Meriam Mattalatta dimakamkan. Tepatnya pada Rabu 9 Juni 2010.

Mattallata tak lain adalah ayah mertua Onny Gappa. Sedangkan Andi Meriam Mattalatta adalah ipar Onny Gappa.

Onny yang juga mantan Ketua Harley Davidson Club (HDCI) Makassar sebenarnya seorang bangsawan Bugis Kajuara, Kabupaten Bone. Almarhum tak lain adalah kemenakan mendiang Jenderal (Purn) AM Jusuf,  mantan Panglima ABRI dan Menteri Pertahanan RI era Soeharto, yang juga bangsawan Kajuara.

Tenanglah Kak di sisi-Nya. Doa kami menyertaimu. (JM)

Komentar