Saat Imam FM 6 Tahun




Nak..
Minggu hari ini, 21 Desember 2014, usiamu genap enam tahun. Tapi mohon maaf Nak, karena kami hanya merayakannya dengan sederhana: mengundang sepupu-sepupumu untuk makan siang bersama di rumah. Sama saat milad-mu tahun lalu.


Kali ini, hadiah yang kami berikan pun bukanlah barang mahal. Hanya berupa gasing, mainan tradisional yang kamu suka. Ibumu sengaja memesannya melalui Kiki, tantemu, untuk dibelikan. Harganya Rp 35 ribu atau setara dengan lima potong ayam goreng krispi, kesukaanmu.

Walau demikian, ayah dan ibumu bahagia karena melihatmu riang menerima gasing. Kami juga senang karena kamu tak meminta ulang tahunmu dirayakan di sekolah atau di restoran cepat saji sebagaimana dilakukan sebagian teman-teman TK-mu.
  
Nak,
Seiring usiamu yang bertambah, kami bahagia karena pengetahuanmu pun kian luas. Kini kamu sudah bisa menghitung dengan fasih dan benar deretan bilangan mulai 1 hingga lebih 100. Huruf latin mulai A sampai Z pun telah kamu kenal.

Beberapa doa pendek pun telah kamu hafal. Di antaranya doa sebelum tidur dan doa hendak makan. Perihal lagu anak TK, beberapa di antaranya juga telah kamu hafal. Namun di antara lagu yang paling sering ayah dengar kamu nyanyikan adalah lagu berjudul Cicak di Dinding. 


Imam FM (tengah) bersama dua adiknya saat diabadikan, 13 Desember 2014.

Nak, 
Kamu termasuk anak yang mudah mengenal hingga mengoperasikan beberapa gadget pada smartphone milik ayah dan ibumu. Beberapa game di ponsel ayah dan ibumu dengan mudah kamu mainkan. 

Termasuk memainkan beberapa game di laptop ayah. Padahal, ayah merasa tak pernah mengajarimu memainkan  game-game tersebut. Sebab ayah dan ibumu tergolong orang yang memang tak suka menghabiskan banyak waktu hanya untuk bermain game. 

Pada usiamu yang keenam ini, ayah dan ibumu senang karena kamu sudah memiliki banyak perbendaharaan kata.

Tapi ayah tak mengerti mengapa kamu belum mau menyuap sendiri saat makan nasi. Padahal adikmu. Izzun RM dan Ilman NM, sudah mulai rajin menyuap sendiri saat makan nasi.

Beberapa kali ayah agak memaksamu untuk makan sendiri. Tapi ayah belum berhasil menemukan cara agar bisa membujukmu makan sendiri. 

Ayah juga heran, walau sudah setahun lebih duduk di TK, Imam belum mau masuk sendiri ke halaman sekolah tanpa pengantar. Imam juga belum mau berbaris dan bernyanyi bersama teman-temanmu di halaman sekolah saban pagi hendak masuk kelas. 

Ayah beberapa kali mencoba sedikit memaksamu berbaris bersama teman-temanmu, tapi setiap kali itu juga Imam menolak. Bahkan kadang kamu menangis sebagai bentuk penolakan. Air mata pun menjadi 'senjata paling ampuhmu'. Karena ayah selalu saja kalah jika kamu menangis. 

Nak,
Soal makan, kamu termasuk selektif. Buah yang kamu paling suka adalah semangka dingin. Ayam goreng krispi adalah lauk yang paling kamu suka. Sedangkan snack, kamu paling suka wafer coklat. Selain itu, biasanya kamu menolak. 

Beda dengan kedua adikmu, Izzun RM dan Ilman NM. Keduanya tergolong apa saja yang diberikan ayah dan ibumu, disantapnya dengan riang.

Yang membuat ayah dan ibumu selalu cemas adalah kebiasaanmu salto dan melompat dari ketinggian. Saban pulang dari sekolah, kamu tak membuka pagar. Kamu memilih memanjat dan melompat pagar.

Kamu bahkan pernah melompat dari atas lemari ke kasur. Padahal tinggi lemari sekitar dua meter. Sedangkan tebal kasur yang kamu jadikan 'matras' itu hanya sekira 20 cm atau sejengkal. Ulahmu ini sangat berisiko.

Ayah memang tak pernah melihatmu langsung salto dan melompat pagar. Ayah tahu kebiasaanmu itu dari cerita nenekmu yang setia menjagamu saban ayah dan ibu ke kantor. 

Sedangkan kebiasaanmu yang membuat ayah dan ibumu senang adalah karena kamu selalu menggambar dan mewarnai apa saja di kertas. Cuma kadang 'kelewatan'. Karena dinding rumah tak ada yang luput dari coretan-coretanmu. 

Tapi ayah dan ibumu sepakat tak pernah memarahimu karena ulahmu yang mencoret-coret dinding rumah. Kendati pula ulahmu itu kemudian diikuti kedua adikmu. Maka jadilah dinding rumah penuh coret-coretan aneka warna.  

Nak,
Ayah dan ibumu berharap kelak kamu tumbuh mandiri dan menjadi anak yang berguna bagi masyarakat. Selamat ulang tahun Nak!

Makassar, 21 Desember 2014

Komentar