Makan Siang Bersama Aher dan Deng Ical

MAKAN siang kali ini saya anggap spesial. Itu karena kami makan bersama Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) dan Wakil Wali Kota Makassar Syamsu Rizal di Kantor Tribun Timur, Jl Cenderawasih, Kota Makassar, Minggu (8/2/2015).

Menunya nasi padang. Minumannya markisa dalam kemasan gelas, produksi Kota Makassar. Makanan dan minuman ini dibawa rombongan Syamsu Rizal yang lebih akrab kami sapa Deng Ical.




Potongan cover halaman pertama Tribun Timur edisi Senin, 9 Februari 2015. Foto ini hasil jepretan M Abdiwan yang mengabadikan Gubernur Jabar Aher (batik coklat) menyerahkan Maskor Surili kepada Pemimpin Perusahaan Tribun Timur Ciptyantoro di kantor Tribun, Makassar, Minggu (8/2/2015). Tampak pula dalam foto adalah Wakil Wali Kota Makassar Syamsu Rizal (kiri) dan saya (kanan).

Aher dan Deng Ical sengaja datang dalam rangka memberi ucapan selamat ulang tahun ke-11 Tribun Timur. Namun Aher dan rombongan tiba lebih awal, sekira pukul 13.00 wita. Setengah jam kemudian, barulah Deng Ical dan rombongan datang.

Mereka diterima Pemimpin Perusahaan Tribun Timur Ciptyantoro, saya, dan beberapa awak redaksi serta tim bisnis Tribun Timur.
  
Pertemuan itu juga dimanfaatkan kedua tokoh ini membeberkan potensi daerah masing-masing. Deng Ical misalnya memperkenalkan minuman markisa yang bisa jadi ole-ole dari Kota Makassar.



Kopi Malabar 
Sementara Aher, memperkenalkan kopi malabar yang katanya kualitasnya nomor dunia di dunia berdasarkan sertifikasi WTO. Kopi nomor satu berdasarkan versi WTO katanya adalah kopi kolombia. 

Kopi malabar ini tumbuh di daerah Gunung Malabar di Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Gunung ini memiliki ketinggian 1400 – 1800 m dpl dengan suhu udara 15-21 C. Curah hujan 2000 mm/tahun. Kondisi alam ini  sangat cocok untuk produktifitas kopi jenis arabika.  

Kata Aher, walau memiliki kopi malabar dengan kualitas dunia, minum kopi bagi masyarakat Jawa Barat belum menjadi kultur. Makanya masih jarang warung kopi di Jawa Barat, termasuk di Kota Bandung. Masih kalah dari masyarakat Sulsel yang memiliki kultur minum kopi yang baik. 

Makanya bisa dimaklumi jika di setiap ibu kota kabupaten di Sulsel, terutama di Kota Makassar, hampir di setiap jalan ada saja warung kopinya.

Selain cerita tentang kopi malabar, Aher juga memanfaatkan kehadirannya untuk menyosialisasikan maskot resmi PON 2016 yang akan digelar di Kota Bandung mendatang. Maskot ini bergambar binatang Surili.
  
Kata Aher, binatang primata asli Jawa Barat tersebut sengaja diambil sebagai upaya Pemerintah Provinsi Jawa Barat menjaga kelestarian hewan endemik ini. 


Surili merupakan Primata khas Jabar yang sejak tahun 1974 dilindungi lembaga konservasi dunia The Internasional Union For Conversation Of Nature (IUCN). Dari tahun ke tahun jumlahnya semakin sedikit lantaran penebangan hutan secara liar.

Jelang akhir pertemuan, Aher memberi Maskot Surili masing-masing satu kepada Ciptyantoro dan Deng Ical.

Lalu sebelum pulang, Aher dan Deng Ical diminta memberi testimoni terkait ulang tahun ke-11 Tribun Timur. Aher pun mengatakan harapannya agar Tribun Timur menjadi media terkemuka di wilayah Indonesia timur. Menjadi media inovatif yang senantiasa memberikan berita-berita yang menghibur, mendidik, sekaligus wadah kontrol para pihak.
  
“Jadilah koran yang kritis, tapi tetap etis!” pesannya yang turut ditemani Ketua Kerukunan Urang Sunda Makassar (Kusuma) Tommy Drajat.
  
Sedangkan Syamsu Rizal yang akrab disapa Deng Ical berharap Tribun Timur menjadi media untuk semua sekaligus menjadi mitra bagi pemerintah dalam mendorong perubahan menuju pelayanan publik yang lebih baik.
  
“Apa yang diraih Tribun Timur hari ini, saya yakin karena berbagai terobosan dan inovasi yang dilakukan serta keberpihakannya kepada publik,” ujar Deng Ical yang juga pengurus Partai Demokrat Sulsel ini. (JM)

Makassar, 9 Februari 2015

Komentar