Makassar, Tribun - Program Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar diharapkan bisa sesuai dengan aspirasi masyarakatnya. Karena itu, evaluasi program atau kebijakan pemkot tidak cukup hanya mengandalkan penilaian atau pengawasan dari inspektorat maupun DPRD semata.
sumber foto: changemakers.com |
Masyarakat pun harus diberi kesempatan sejak perancangan kebijakan, perumusan anggaran, hingga evaluasi apakah program pemerintahnya itu sudah sesuai dengan kebutuhan mereka atau tidak. Satu di antara metode yang bisa dilakukan adalah dengan menerapkan audit sosial.
Hal itu mengemuka pada Temu Mitra Audit Sosial dan Akuntabilitas yang digelar di Hotel Aryaduta, 1-3 Juli 2012. Acara yang digelar Yayasan Tifa ini dihadiri para aktivis LSM mitra Tifa dari berbagai provinsi di Indonesia.
Program Manager For Democracy and Governance Yayasan Tifa Michael Bobby Hoelman mengatakan, audit sosial proses kritis yang dilakukan masyarakat untuk memeriksa bukti-bukti klaim pemerintah, relevansi sosial program pemerintah terhadap tujuan, kelompok sasaran, dan efek yang ditimbulkan.
“Manfaat dari audit sosial ini di antaranya meningkatkan kesadaran dan keterampilan warga dalam menuntut pertanggungjawaban pemerintah atau pemberi layanan. Pada sisi lain, pemerintah dapat menemukenali kendala yang dihadapi oleh pelaksanaan kebijakan langsung di lapangan,” papar Michael yang akrab disapa Coki ini.
Menurut Coki, program audit sosial telah diterapkan di Kota Makassar. Di kota ini, program audit sosial dinilai cukup maksimal. Satu di antara faktor yang mendukung adalah kesediaan dan keterbukaan Wali Kota Makassar Ilham Arief Sirajuddin bekerja sama dengan Tifa.
Sementara itu menurut Rusman Anno dari YKPM, mitra audit sosial Tifa di Makassar, model audit sosial yang dilakukan berbasis komunitas atau people audit. Konsep ini memberi porsi yang cukup besar kepada masyarakat untuk melakukan pengawasan dan penilaian. Namun hasil yang diperoleh masih sepihak karena belum melibatkan pula pemerintah.
"Idealnya audit ini dapat melibatkan pemerintah untuk bisa saling mencari temuan, melakukan klarifikasi bersama, dan memberikan penilaian bersama-sama. Kita ingin ada obyektivitas. Kalau kita hanya menggunakan versi masyarakat, maka kita tak bisa pungkiri subyektivitas. Maka perlu bersama-sama,” jelas Anno yang ditemui di Hotel Aryaduta, kemarin.
Pengalaman audit sosial yang dinilai maksimal di Makassar itulah yang coba di-sharing bersama para aktivis LSM mitra audit sosial Tifa dari berbagai provinsi di Indonesia tersebut. (jum)
Catatan: dimuat di Tribun Timur edisi Juli 2012
Komentar
Posting Komentar