Rahman, Tenanglah di Sisi-Nya.

Inna lillahi wa inna ilahirrajiun. Jurnalis Radio Republik Indonesia (RRI) Makassar Rahman Kamaru (34 tahun) meninggal, Minggu (3/5/2015) sore. Ia meninggal beberapa saat setelah tiba di Rumah Sakit Islam (RSI) Faisal Makassar.

Kabar duka itu saya  terima sekitar sejam setelah Rahman menghembuskan napas terakhir.  Info duka itu saya baca melalui grup Perhimpunan Jurnalis Indonesia (PJI) di BlackBerry (BB).
Rahman Kamaru. Sumber foto: Facebook
Saya sempat kaget. Hampir tak percaya membaca kabar itu. Sebab kepergiannya terasa sangat mendadak. Sebelumnya saya tak mendengar kabar tentang dirinya jika sakit.

Dari RS, jenazah disemayamkan di rumah dinas Kepala Kantor RRI Makassar di Jalan Rajawali, Makassar. Lokasinya berjarak tak sampai 100 meter dari rumah pribadi Wakil Presiden RI Jusuf Kalla  di Jalan Haji Bau. 

Saya baru sempat datang melayatnya ba'da isya. Saat itu tubuhnya telah dibaringkan di atas kasur yang ditempatkan di ruang tamu. Tubuhnya telah ditutupi kain batik coklat.

Sejumlah jurnalis dari berbagai media, sahabat, kenalan, keluarga dan rekan kerja almarhum di RRI juga terlihat berdatangan melayat. Di antaranya ada Budi (jurnalis tvOne), Af Astrid (pengurus AJI Makassar yang juga dosen UIN Alauddin) dan Ilham Mulyawan (Tribun Timur)

Ada juga Rahman (Koran Tempo Makassar), Accank (KBN Antara Makassar), dan Prof Dr Ir Sumbangan Baja MPhil (Dekan Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin).

Jenazah Rahman rupanya hanya sebentar disemayamkan di rumah dinas Kepala Kantor RRI Makassar. Usai para pelayat mendoakan almarhum, lalu sekitar pukul 21.00 wita, jenazah dibawa ke Bandara Internasional Sultan Hasanuddin. 

Diangkut menggunakan mobil ambulans milik Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr Wahidin Sudirohusodo. Saya masih sempat mengangkat tubuh almarhum naik ke mobil ambulans sesaat sebelum diberangkatkan ke bandara.

Selanjutnya diterbangkan Senin (4/5/2015) pagi ke kampung halamannya di Kota Baubau, Provinsi Sulawesi Tenggara.

"Awalnya hendak dimakamkan di Makassar. Tapi ibunya almarhum meminta dimakamkan di Baubau," ujar Ramadhani, rekan sekantor almarhum, selepas jenazah dibawa ke bandara.

Warta Sally Hidayat menceritakan, ia masih sempat melihat Rahman mencuci di rumahnya, Minggu (3/5/2015) pagi. Namun pada siang hari, ia kaget melihat Rahman muntah darah dan bertingkah seperti kerasukan.

"Melihat dia sakit, saat itulah beberapa tetangga membawa Rahman ke RS Islam Faisal. Tapi ternyata takdir-Nya ia harus meninggalkan kami semua," ujar Warta.

Warta dan almarhum adalah rekan seprofesi sekaligus bertetangga rumah di Perumahan Zarindah, Kabupaten Gowa. Keduanya juga adalah pengurus Perhimpunan Jurnalis Indonesia (PJI) Sulawesi Selatan.

Berpisah istri

Selama beberapa bulan terakhir, Rahman hidup sendiri di rumahnya. Alumnus Universitas Hasanuddin ini pernah menikah pada 2014 lalu. Namun hanya berusia sekitar dua bulan. Pasangan ini terpaksa berpisah. 

Kisah perpisahan Rahman dan istrinya itu pun saya baru tahu saat melayatnya. Kisahnya diceritakan Accank yang juga pengurus PJI Sulsel. Diduga sejak perpisahan itulah Rahman mengalami beban psikis. Kondisi kesehatannya jarang lagi ia perhatikan.

Mendengar penuturan Acank, saya menyesal baru tahu. Saya merasa bersalah karena selama ini jarang menanyakan kabarnya, apalagi sempat menengok ke rumahnya. 

Padahal, kami lama bersahabat. Meliput di pengadilan dan kejaksaan bersama sejak tahun 2005 lalu. Kami juga sering makan bersama, sebelum maupun saat saya sudah menikah. Maafkan saya, Sobat.

Saya dan beberapa wartawan yang pernah akrab semasa hidupnya, menganggap Rahman adalah kawan yang mengasyikkan. Ia tak pelit berbagi informasi liputan. Ia juga tak pernah saya dengar 'bermasalah' dengan para jurnalis maupun kenalannya. 

"Saya mengenal almarhum sudah lama. Ia orang yang baik. Saya merasa kehilangan atas kepergiannya," tutur Faisal Silenang kepada saya sepulang melayat. Sehari-hari Faisal berprofesi sebagai pengacara.

Segenap pengurus dan anggota PJI Sulsel juga menyatakan duka mendalam atas berpulangnya almarhum. Semoga amal ibadahnya  diterima di sisi-Nya. Aamiin. Rahman, tenanglah di sisi-Nya. (JM)

Tombolo, 4 Mei 2015

Komentar