Selamat Jalan Kak Anno

RASANYA hampir tak percaya kala menerima kabar bahwa Rusman Anno, biasa saya sapa Kak Anno, telah meninggal, Sabtu pagi, 4 Juli 2015. 

Andai bukan Direktur Yayasan Kajian dan Pemberdayaan Masyarakat (YKPM) Sulawesi Selatan Muljadi Prajitno yang menyampaikan, saya mungkin meragukan kabar itu.

Sebab sebelumnya, saya tak mendengar Kak Anno sakit. Beberapa hari sebelum kabar duka itu datang, kami masih sempat berkomunikasi. Kala itu saya tak mendengar salah satu pendiri KontraS Sulawesi ini mengeluh sakit.

Rusman Anno (Sumber foto: Facebook Rusman Anno)

Haji Mul, sapaan akrab Muljadi Prajitno, bahkan yang paling kaget sekaligus sangat terpukul atas kabar duka itu. Sebab pada Jumat (3/7/2015) malam, Kak Anno masih sempat datang ke rumah Haji Mul di Perumahan Taman Yasmin Indah E2 No 3, Jl Hertasning Baru, Makassar. 

Malam itu Haji Mul menggelar syukuran atas kelahiran anaknya, Adara Fradella Ulani. Dirangkaikan acara berbuka puasa bersama.

“Dia meninggal di rumahnya setelah sahur. Katanya tiba-tiba sesak,”  tutur Haji Mul saat saya menanyakan penyebab kematian Kak Anno melalui telepon.

Menerima kabar itu, saya bermaksud ke rumah duka di Sudiang, Kecamatan Biringkanaya, Makassar. Namun saya urungkan setelah mengetahui bahwa jenazah Kak Anno telah diberangkatkan ke kampung halamannya di Palu, Provinsi Sulawesi Tengah, melalui Bandara Internasional Sultan Hasanuddin.

Haji Mul dan Kak Anno sangat dekat. Hubungan keduanya terjalin sejak lama. Keduanya sama-sama aktif di Jaringan Advokasi Rakyat Indonesia (JARI) Celebes Raya. Haji Mul-lah yang mengajak Kak Anno hijrah dari Palu ke Makassar beberapa tahun lalu.  Di YKPM, ayah satu anak ini kemudian dipercaya sebagai koordinator program.

Disiapkan
Kata Haji Mul, Anno telah ia persiapkan menggantikan dirinya sebagai Direktur YKPM Sulsel. Rencana itu telah ia sampaikan pula Kak Asmin Amin saat acara berbuka puasa di rumahnya. Asmin adalah mantan anggota DPR RI dari PKS sekaligus mantan Direktur Forum Informasi Komunikasi (FIK) Organisasi Non-pemerintah (Ornop) Sulsel.

“Sebab Anno-lah yang banyak tahu dan terlibat dalam berbagai program YKPM selama ini. Dia orangnya ulet. Saya lihat dia memang mampu memimpin YKPM,” tutur Haji Mul saat kami bertemu di Warkop Aleta, Panakkukang, Makassar, Sabtu (5/7/2015) malam usai tarwih.

Saat ketemu di Warkop Aleta, mantan Direktur FIK Ornop Sulsel Kak Pahir Halim sekaligus mantan komisioner KPU Kota Makassar, turut hadir.

“Tadi malam waktu di rumah, Anno sempat cari-ki Jum. Dia mau ngobrol-ngobrol dengan kamu. Tapi tidak datang-ki,” tambah Haji Mul.

Saya dan Kak Anno kenalan sejak tahun 2010 lalu. Diperkenalkan oleh Haji Mul. Saya kemudian mengenalnya sebagai aktivis yang kerap membantu masyarakat marginal untuk mendapatkan hak akses terhadap pendidikan dan kesehatan yang menjadi kewajiban pemerintah untuk memenuhinya.

Ia juga aktif membantu program audit sosial di Kota Makassar dan pemberdayaan masyarakat kepulauan di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan.Semasa hidupnya, penggemar dan kolektor Wheels dan Matchbox ini juga aktif dalam gerakan pemberdayaan orang dengan HIV dan AIDS (ODHA).

Dalam beberapa kesempatan, saya kerap ‘memprovokasinya’ untuk kerap menulis dan memotret apa saja yang ia lakukan untuk rubrik citizen reporter di Tribun Timur. 

Provokasi saya pun berbuah. Dalam beberapa kesempatan melakukan pendampingan warga miskin maupun perempuan pesisir dan kepulauan di sejumlah daerah, Kak Anno selalu mengirimkan tulisannya via email ke saya.

“Jum, ada saya kirim citizen reporter ke email-ta. Semoga layak publikasi,” tulis alumnus SMAN 1 Palu ini via pesan singkat elektronik (SMS) saban mengirimkan tulisannya.

Walau kerap bersua, saya tak pernah mendengar ia mengeluhkan kondisi kesehatannya. Saya juga tak pernah mendengar ia sakit sehingga harus dirawat di rumah sakit.

Barulah ketika bertemu dengan Haji Mul dan Kak Pahir di Warkop Aleta malam itu, saya kemudian tahu kalau Kak Anno memang kerap mengeluhkan dadanya sakit. Mengetahui kondisinya itu, ia sangat menjaga kesehatannya.

Makanya, kata Haji Mul, Anno tidak pernah lagi mau minum kopi dan merokok. Kalau di warung atau rumah makan, ia selalu memesan jus buah. Pisang goreng atau ubi gooreng terpaksa saja jika ia memakannya.

“Kalau pun dia makan gorengan, dia harus ‘peras’ dulu minyaknya pakai tissu. Saking dia jaga kesehatannya,” tutur mantan Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Sulselbar ini.

“Mungkinkah ia meninggak karena serangan jantung? “

“Mungkin saja. Boleh jadi pula akumulasi karena kelelahan. Sebulan terakhir ini Anno memang sibuk,” Haji Mul menjawab pertanyaan saya.

Yang membuat saya sedih tatkala Haji Mul mengaku air matanya banyak tumpah saat ia melayat ke rumah duka. Ia melihat istri dan anak semata wayang almarhum yang masih kanak-kanak. 

Saya lalu diam. Sekilas terbayang Kak Anno menemani putranya bermain sembari naik sepeda di sekitar Stadion GOR Sudiang pada hari Minggu. 

Selamat jalan Kak Anno. Tenanglah di sisi-Nya. (*)

Juli 2015

Komentar