Sensasi Mandi Air Panas Lejja di Soppeng


KAMI tiba di Pemandian Alam Air Panas Lejja, Sabtu (11/2/2017) siang. Kawasan ini berada di Desa Bulue, Kecamatan Mario Riawa, Kabupaten Soppeng, Provinsi Sulawesi Selatan.

Berjarak sekira 163 km lewat darat dari Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Kota Makassar.

Hari itu kami start dari Watansoppeng, ibu kota Kabupaten Soppeng. Butuh sekira sejam naik mobil tiba di Lejja setelah melintasi jalan sempit nan berkelok serta naik turun bukit.

Tempat ini masuk dalam kawasan hutan lindung. Makanya dikelola Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI.

Pemandian Alam Air Panas Lejja, Kabupaten Soppeng, Sabtu (11/2/2017).

Untuk masuk di kawasan ini, setiap pengunjung dikenakan tarif. Harga tiketnya bervariasi. Hari libur Rp 12.500 per orang. Sementara hari kerja, dewasa Rp 10 ribu. Sedangkan anak-anak Rp 3.000 per orang.

Mobil juga dikenakan biaya Rp 10 ribu. Sepeda motor Rp 5 ribu.

Di tempat ini tersedia lima kolam utama dengan ukuran yang berbeda-beda. Masing-masing kolam berisi air dengan tingkat kepanasan yang berbeda pula.


Ada kolam yang airnya sangat panas. Tingkat panasnya bisa mencapai suhu 60 derajat Celcius.

“Kalau kita celupkan telur di kolam ini hingga beberapa menit, bisa jadi setengah matang,” kata Kepala Seksi Pengelolaan Informasi Dinas Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Soppeng Edi Ahrisal yang menemani kami ke Lejja.

Ada juga kolam berisi air yang tingkat panasnya suam-suam kuku. Tidak dalam. Cocok juga untuk anak-anak kecil.


Juga ada kolam berisi air yang tingkat panasnya suam-suam kuku, tapi kedalamannya hingga leher orang dewasa.

Kolam berisi air yang tidak panas tapi tidak dingin juga ada. Terserah mau pilih mana.

Air yang mengisi kolam-kolam ini berasal dari mata air yang berada di atas bukit. Tepat di bawah akar pohon besar.

Antara mata air dan kolam-kolam ini hanya berjarak sepelemparan batu. Kira-kira tak sampai 50 meter.


Air panas ini mengandung belerang. Jadi agak sedikit ‘bau’ belerang. Dipercaya bisa menjadi obat untuk penyakit kulit atau rematik jika mandi dengan air panas ini.

Di kawasan ini juga tersedia beberapa villa yang bisa ditempati istirahat dan menginap.

Setiap villa dilengkapi dua tempat tidur. Satu kamar mandi. Ada dapur dan peralatan makan juga televisi.

Yang utama juga ada tempat colokan listrik untuk charge hape.

Saya dan Rasyid Al Farisi di salah satu villa di Pemandian Alam Air Panas Lejja, Sabtu (11/2/2017)

Tarifnya Rp 250 ribu semalam. Terserah berapa orang yang mau menginap.

"Biasanya orang paling ramai ke tempat ini hari Sabtu. Tak sedikit yang menginap," tutur Edi.

Di kawasan ini juga terdapat baruga. Namanya Baruga Wisata Lejja, semacam rumah panggung besar yang bisa menampung sekira ratusan orang.

Baruga ini kerap dijadikan tempat pertemuan yang melibatkan banyak orang.


Mistik
Selain untuk rekreasi, ada juga rupanya orang yang datang ke tempat ini dengan tujuan 'mistik'.

Makanya saat mendekati mata air panas di kawasan ini, tepat di atasnya terlihat banyak botol berisi air. Botol-botol ini digantung di pohon yang tumbuh tepat di atas mata air panas tersebut.

Ada juga bangunan menyerupai replika rumah panggung berukuran kecil berdiri sekitar 5 meter dari lubang yang menjadi sumber mata air panas.

Rumah kecil itu rupanya sengaja dibuat untuk menyimpan berbagai sesembahan bagi yang percaya.


Nah sore itu, selain kami, ada enam orang yang mendekati mata air panas. Tiga perempuan dan tiga laki-laki.

Dua di antara wanita itu sudah tua. Seorang lainnya masih muda. Sedangkan yang lelaki, satu masih muda dan lainnya sudah tua.

Nah rombongan ini membawa songkolo berisi telur yang masih utuh. Ada juga yang bawa pisang.

Makanan itu diletakkan di atas wadah yang kemudian disimpan tepat di dekat akar pohon besar. Di bawah inilah yang menjadi sumber mata air panas di kawasan ini.


Salah seorang di antaranya menceritakan, kedatangannya ke tempat ini sebagai wujud syukur telah menyelenggarakan pernikahan anaknya.

Yang lelaki dan wanita muda di antara mereka itulah rupanya sepasang pengantin baru yang dibuatkan 'sesembahan' di tempat ini.

Diundang Kominfo
Kami ke Pemandian Alam Air Panas Lejja sebenarnya dalam rangka memenuhi undangan sebagai pembicara pada Orientasi Kehumasan yang digelar di Baruga Wisata Lejja.

Orientasi ini diikuti lebih 100 pegawai lingkup Pemerintah Kabupaten Soppeng. Dinas Komunikasi dan Informasi Kabupaten Soppeng sebagai pelaksana hajatan.


Selain saya, orientasi kehumasan ini juga menghadirkan Rasyid Alfarisi dan Idham Muhammad. Keduanya adalah jurnalis Fajar.

Di sela-sela acara itulah kami juga menyempatkan rekreasi di tempat ini. Sekaligus merasakan sensasi mandi air panas Lejja. Lumayan menyegarkan. (jumadi mappanganro)

Gedung Tribun Timur, Makassar, 15 Februari 2017


Komentar