Berkemah di Hutan Pinus Malino


HUTAN Pinus Malino masih memiliki daya tarik bagi wisatawan. Tak terkecuali wisatawan lokal.

Buktinya, setiap hari libur, lokasi yang mengandalkan hawa sejuk ini selalu ramai.

Setidaknya hal itu kami rasakan saat kembali berkunjung ke Hutan Pinus Malino, Minggu (17/6/2018) lalu atau hari kedua usai Lebaran Idul Fitri 1439 H.

Saking padatnya pengunjung, kendaraan sulit mendapat area parkir. Tak hanya di bagian dalam, di area luar kawasan hutan pinus juga sulit parkir.

Sepanjang jalan dekat gerbang masuk hutan pinus terlihat sesak kendaraan parkir.

Sebenarnya sudah sering kami ke sini. Tapi anehnya tetap saja kami tak pernah bosan.


Padahal, destinasi wisata baru kini banyak bermunculan di Kabupaten Gowa. Khususnya di sepanjang jalan poros Sungguminasa menuju Malino.

Kali ini kami datang sekeluarga. Mengendarai satu mobil dan tiga sepeda motor.

Kedatangan kami kali ini juga dalam rangka memenuhi permintaan anak sulung kami yang ingin merasakan ‘berkemah’ di Hutan Pinus Malino.

Makanya kami tak lupa membawa satu kemah. Plus bekal makan dan minum ke sini.

Seperti biasa, saban ke Malino, saya selalu membawa jaket. Soalnya, saya termasuk tak bisa tahan dingin.

Sementara suhu di Malino mulai 10 °C sampai 26 °C. Walau siang, terasa dingin.



Agar lebih seru, kali ini kami juga membawa tabung gas dan kompor untuk memasak. Hehe...

Jika tak mau repot, pengunjung sisa ke depan gerbang kawasan hutan pinus.

Di sini banyak kios berjejer yang menjajakan aneka makanan dan minuman. Ada jagung rebus, bakso, kopi, teh hingga sarabba.


Lokasi
Lokasi yang kami datangi ini bersebelahan dengan lapangan latihan tembak Kodam XIV Hasanuddin.

Berada di ketinggian 1.500 mdpl. Masuk wilayah administrasi Kelurahan Malino, Kecamatan inggimoncong, Kabupaten Gowa,  Provinsi Sulawesi Selatan.

Berjarak sekira 90 km arah Tenggara dari Kota Makassar. Butuh 2-3 jam naik kendaraan bermotor.

Kawasan ini sangat terkenal sebagai kawasan rekreasi alam sejak lama.

Gubernur Jenderal Caron saat masih memerintah di ‘Celebes on Onderhorighodon’ telah menjadikan Malino sebagai tempat peristirahatan bagi para pegawai pemerintah sejak 1927.

Selain pohon pinus, di sini juga banyak terdapat beberapa tumbuhan yang menjadi peninggalan Belanda yang terbilang langka seperti edelweiss.

Ada pohon turi yang bunganya berwarna orange. Juga ada tanaman bunga masamba yang warna bunganya berubah-ubah setiap bulannya.


Biaya dan Fasilitas
Biaya masuk kawasan Hutan Pinus ini hanya Rp 3.000 per orang. Murah kan?

Berada di Hutan Pinus Malino, pengunjung tak sekadar bisa menikmati hawa sejuk dan pemandangan alam yang memesona.

Sejumlah fasilitas hiburan kini bisa dinikmati di sini. Di antaranya, pengunjung bisa menikmati serunya menunggang kuda naik turun bukit.

Sekali putaran, biayanya Rp 20 ribu per orang. Ada juga paket hemat atau hanya Rp 10 ribu untuk setengah putaran.


Satu kuda untuk satu orang dewasa. Anak-anak, bisa satu kuda untuk berdua. Biayanya tetap Rp 20 ribu sekali putaran.

Tak perlu takut dengan kuda-kuda yang disewakan di sini. Semuanya jinak.

Juga ada pawang kuda yang ikut berjalan menemani penunggang. Selain itu ada juga wahana bersepeda di atas tali dan flying fox.

Untuk menikmati wahana ini, dikenakan biaya Rp 20 ribu sekali meluncur. Anak-anak maupun dewasa, tarifnya sama.


Peminat wahana ini rupanya lumayan banyak. Tak hanya orang dewasa. Anak-anak pun banyak yang suka.

Saking banyak peminatnya, orang yang ingin mencoba wahana ini harus sabar antre hingga 10 menit.

Di kawasan ini juga dilengkapi taman bermain anak.

Tempat ini juga bisa dijadikan lokasi swafoto hingga prawed. Lokasi ini cukup instagramable. Cobalah!


Direct Poin
* Hutan Pinus Malino
- Lokasi: Kelurahan Malino, Kecamata Tinggimoncong, Kabupaten Gowa,  Provinsi Sulawesi Selatan.
- Ketinggian: 1.500 mdpl.
- Jarak: Kurang lebih 90 km arah Tenggara dari Kota Makassar.
- Fasilitas: wahana bersepeda di atas tali, flying fox, taman bermain anak, toilet, area parkir, dll


Catatan: Tulisan di atas telah terbit di Tribun Timur edisi print, Minggu 24 Juni 2018

Komentar

Posting Komentar