Kafe-kafe kini tumbuh subur di Kabupaten Luwu Timur (Lutim), Sulawesi Selatan. Ke mana saja di daerah penghasil bijih nikel ini, tak susah mencari kafe.
Tapi kafe sekaligus bisa jadi tempat camping dan liburan keluarga, tak banyak. Satu di antaranya adalah Kafe Bukit Tabarano.
Selain sajian kopi dan beragam varian minuman lainnya, kafe ini 'menjual' panorama alam sekitarnya.
Sesuai namanya, kafe ini berada di atas perbukitan. Udaranya sejuk pada pagi dan malam hari.
Dari kafe ini, kita juga bisa melihat kota Kecamatan Wasuponda yang diapit Pegunungan Verbek dan Landaka.
Untuk menambah kenyamanan pengunjung, tersedia beberapa spot foto yang eye catching atau instagramable, kata kaum milenial.
Apalagi di area kafe ini juga ada lahan sayur organik, area bermain anak-anak, wifi hingga peralatan musik.
Pengunjung bisa live music dengan suara nyaring. Tak perlu khawatir tetangga terganggu. Antara kafe dengan rumah penduduk lainnya berjauhan.
Di kafe ini pengunjung bisa menginap loh. Ada villa dengan tiga kamar. Tiap kamar disewakan Rp 250 ribu permalam.
Setiap kamar dilengkapi tivi dan pendingin udara. Tarif ini sudah include sarapan.
Ada juga fasilitas tenda untuk camping. Bisa disewa. Tarifnya Rp 100 ribu per tenda. Include coffee morning.
LokasiKafe ini berada di Desa Tabarano, Kecamatan Wasuponda. Sekitar 30 km dari Malili, ibu kota Luwu Timur.
Kalau dari Makassar berjarak sekira 600 km. Bisa ditempuh sekira 12 jam via darat. Kalau lewat udara (Bandara Internasional Sultan Hasanuddi - Sorowako) hanya sejam.
Bagi yang belum pernah ke kafe ini memang agak sulit ditemukan. Sebab kafe ini tak berada di pinggir jalan utama.
Kafe ini berada di atas bukit yang berjarak sekitar 300 meter dari jalan poros Wasuponda.
Akses dari jalan poros ke ke kafe ini belum beraspal. Jalannya masih sempit. Tapi tetap bisa dilewati mobil.
Kami ke sini selepas Jumat, 29 November 2019 lalu. Jurnalis Tribun Lutim Ivan yang mengajak kami ke kafe ini.
Saat itu kami dilayani dua barista kafe ini, Eric dan Cici Pratiwi. Keduanya ramah.
"Orang biasa ramai ke sini kalau sore. Paling ramai Sabtu dan Minggu atau hari libur," kata Cici sembari meracik kopi pesanan kami.
Kata Cici, dulunya kafe ini bernama Bukit Agro Tabarano. Namun berubah nama setelah dikelolah BUMDes Tabarano sejak Oktober 2019.
Komentar
Posting Komentar