Pantai Seruni, Tempat Joging dan Nongki Asyik Malam Hari di Bantaeng



JAM menunjukkan hampir pukul 9 malam saat kami tiba di Pantai Seruni, Minggu (1/3/20202).

Lokasi yang kami datangi ini adalah salah satu ikon wisata Kabupaten Bantaeng. Berjarak sekira 123 km dari Pantai Losari, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan.

Malam itu, sejumlah kafe di pantai ini terlihat masih ramai pengunjung. Kami memilih nongki di Mr Box Coffee. Tempatnya terbuka, tanpa dinding dan atap.

Untunglah langit sedang cerah. Hembusan angin laut tak begitu kencang. Malam itu kami memesan kopi dan pisang goreng.

Sembari menikmati alunan musik kafe, kami asyik membahas berbagai target dan rencana program perusahaan.

Efek domino kasus virus corona jenis baru yang menghantam hampir semua sektor dua bulan terakhir ini ikut kami obrolkan.



Tak Bosan

Sudah sering kami ke Pantai Seruni. Anehnya, saban ke Butta Toa, saya selalu saja ingin mampir di tempat ini.

Padahal dulunya, pantai ini tak begitu dilirik. Nantilah setelah kawasan ini direklamasi dan dibuat khusus menjadi pusat kegiatan publik yang ditata rapi dan disediakan fasilitas rekreasi, barulah area ini ramai dikunjungi.
Di atas tanah reklamasi ini, kini banyak kafe yang menjajakan aneka makanan dan minuman tradisional maupun kekinian.

Mulai dari seafood, nasi goreng, nasi kuning, pisang epe, pisang goreng, ubi goreng, kentang goreng hingga beragam cemilan khas Sulawesi Selatan.

Di tempat ini juga tersedia sejumlah fasilitas publik yang bisa dinikmati para pengunjung.


Di antaranya, ada lapangan luas yang biasa dijadikan tempat upacara atau lomba-lomba yang melibatkan banyak peserta.

Lapangan ini kini menjadi alun-alun kota Bantaeng. Space pejalan kaki yang lebar dibangun mengelilingi lapangan ini.

Saban pagi dan sore, banyak orang memanfaatkan kawasan ini untuk joging. Banyak pohon rindang tumbuh mengitari lapangan. Juga sejumlah gazebo dibangun di pinggir pantai.

Sehingga walau siang, berada di tempat ini tetap asyik. Apalagi lokasi ini selalu dibersihkan setiap subuh dan sore.


Di sisi timur lapangan ini, berdiri megah RSUD Prof Dr Andi Makkatutu. Juga ada masjid dan sport centre seperti lapangan basket, futsal, hingga area balapan motor.

Sejumlah sarana bermain anak-anak seperti ayunan, perosotan, odong-odong bendi atau dokar juga bisa ditemui di area ini.

Yang menarik, kawasan ini selalu bersih. Kendaraan pengunjung yang datang bisa diparkir di kawasan ini tak dipungut biaya sepeserpun. Termasuk untuk menikmati gazebo pun gratis.

Beberapa kali ke tempat ini, saya juga tak pernah dihampiri pengemis maupun pengamen.



Mungkin karena alasan itulah Pantai Seruni selalu jadi pilihan wisata bagi warga ibu kota Bantaeng.

Termasuk mereka yang datang dari luar kota dan sedang menginap atau sekadar melintas di Bantaeng, tak jarang menyempatkan mampir di pantai ini.

Melihat sunset hingga menikmati malam hari di tempat ini selalu ngangenin. Apalagi malam minggu.

Tapi bukan mandi-mandi di laut ya. Karena pantai ini serupa Pantai Losari, tak cocok untuk mandi-mandi di laut.

Bagi yang ingin mandi di laut, disarankan ke Pantai Marina. Berjarak sekira 19 km arah timur dari Pantai Seruni. Masih wilayah Kabupaten Bantaeng.



Asal Seruni

Entah dari mana asal muasal pantai ini dinamakan Pantai Seruni. Mungkin terinspirasi dari nama seruni, tanaman pantai sejenis tumbuhan berbunga di pantai.

Juga banyak ditanam sebagai tanaman hias pekarangan. Seruni juga biasa disebut krisan atau chrysanthemun atau chrysous yang memiliki arti emas.

Tapi beberapa kali berada di Pantai Seruni, saya tak melihat tanaman dimaksud.

Entah apa juga sebabnya pantai yang kami datangi kali ini sama nama dengan Pantai Seruni yang terletak di Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Jogyakarta.

Yang pasti, berkunjung ke Pantai Seruni di Bantaeng selalu seru dan ngangenin. Tak percaya? Cobalah mampir. (jumadi mappanganro)

Hotel Kirei, Kabupaten Bantaeng, 2 Maret 2020

Artikel ini telah lebih dulu tayang di tribun-timur.com dengan judul Asyiknya Nongki Hingga Joging di Pantai Seruni Bantaeng






Komentar