Lokasinya di pusat kuliner kawasan konservasi mangrove, Kecamatan Tahuna Timur, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara.
Berjarak sekira 600 meter dari Pelabuhan Tahuna. Di rumah makan milik Maria (35 tahun) ini, berbagai jenis ikan tersedia. Ada yang dimasak, digoreng maupun dibakar.
Namun yang paling sering dipesan di tempat ini adalah woku balanga dan ikan bakar. Sayurnya, ada kuah asam dan kangkung tumis.
"Rumah makan ini selalu ramai dikunjungi. Termasuk para pegawai yang ingin makan ikan atau sagur bakar," ujar Kadisparda Kabupaten Kepulauan Sangihe Femmy Montang, Jumat (25/4/2022) malam.
Sagu Porno
Selain makanan berat, di tempat ini juga menjual sagu porno. Nama kuliner satu ini memang unik. Menggoda. Bikin penasaran.
Kuliner ini berbahan dasar sagu dan gula merah. Diproses dengan cara dibakar menggunakan cetakan. Bentuknya mirip cetakan untuk membuat pukis atau kue baroncong khas Makassar.
Cetakannya itulah yang disebut porno. Asalnya dari kata 'forno' dalam bahasa Portugis. Kata 'forno' dalam bahasa Indonesia artinya adalah oven.
Sebenarnya dalam bahasa lokal, olahan sagu bakar itu disebut humbia pineda. Namun, masyarakat lebih akrab dengan sebutan sagu porno.
Yang menarik di RM Palo Sandiri, pengunjung bisa memasuki dapur dan melihat langsung proses pembuatan makanan yang dipesan.
Lalu mengambil sendiri makanannya. Makanya disebut Palo Sandiri artinya mengambil makanan sendiri.
Pemandangan di sekitarnya juga menarik. RM ini berada di tepi muara sekaligus. Di sekitarnya banyak mangrove. Banyak perahu biasa 'parkir' di muara ini.
Itulah yang kami rasakan saat mampir di RM Palo Sandiri saat bapontar di Sangihe, Jumat malam 25 Maret 2022. (JM)
Artikel ini juga telah diposting di tribunmanado.co.id dengan judul Menikmati Ikan dan Sagu Porno Khas Sangihe di RM Palo Sandiri Tahuna
Komentar
Posting Komentar